Mohon tunggu...
Medil Halide
Medil Halide Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Sedang belajar jadikan begadang hasilkan tulisan..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Milad Fenomenal Desa Tellesang

5 Desember 2012   08:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:09 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika sebuah daerah, sebut saja kabupaten, kota atau provinsi merayakan ulang tahunnya, sudah pasti berlangsung meriah. Pemerintah setempat bahkan mengalokasikan dana khusus dari APBD untuk merayakan hari jadi itu. Namun jika 'sekelas' desa atau kampung merayakan ulang tahunnya, rasanya jauh dari hayalan akan menyaksikan seremoni megah laiknya perayaan daerah yang dua atau tiga tingkat di atasnya.

Hal yang ternyata bukan sekadar hayalan ketika kampungku, Desa Tellesang merayakan hari jadinya yang ke-29, kemarin, Senin 3 Desember 2012. Meski saya tidak hadir dalam perayaan hari jadi itu, namun dari kabar yang saya dengar dan foto-foto yang diinfokan dari kerabat keluarga di kampung, ternyata di luar dugaanku. Bahkan saya menyebutnya luar biasa.

Bayangkan untuk sekelas desa terpencil di ujung utara Kabupaten Wajo, hari jadinya dihadiri Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo (SYL). Belum lagi kehadiran dua bupati, yaitu Bupati Luwu, Andi Mudzakkar dan Bupati Wajo sendiri, Andi Burhanuddin Unru turut duduk di kursi VIP undangan. Untuk kelas pejabat eselon II di Wajo sudah tidak perlu dipertanyakan kehadirannya, toh Bos mereka saja datang.

Dari gambar yang saya terima, ada sejumlah tenda besar dengan sebuah tenda utama berjejer di Lapangan Sepakbola Latike, arena olahraga kebanggaan Desa Tellesang. Sajian menu khas daerah serta hiburan musik tarian dan beragam agenda seremoni lainnya menghibur undangan dan warga setempat selama acara berlangsung.

Dalam kesempatan itu, disampaikan sejarah singkat Desa tellesang serta sambutan dari sejumlah pejabat. Setelah itu, ada penanda tanganan 13 parasasti desa terbaik pelaku PNPM yang mewakili kecamatannya di Wajo. Kecamatan Pitumpanua sendiri diwakili Desa Tellesang. Ada penyerahan penghargaan dari Mendagri ke Bupati Wajo soal pelaksanaan KTP Elektronik atau E-KTP. Terakhir penyerahan sejumlah bantuan dan undian tiga unit sepeda motor untuk yang hadir.

Di balik kemegahan perayaan HUT Desa Tellesang itu, beragam pendapat bermunculan menjadi sebuah perdebatan. Lagi-lagi nuansa kontroversi itu saya dapat dari perbincangan di jejaring sosial dan kabar dari teman sepermainan di kampung. Mulai dari tanggapan sinis terhadap Kepala Desa, Hasan Basri soal tujuan terselubung dari upaya perayaan hari jadi yang super istimewa ini (meski saya sendiri tidak terlalu paham apa tujuan terselubung itu), sikap apatis sebagian rekanku soal keinginan berpisah dari daerah induk Kabupaten Wajo sulit terwujud, sampai pro kontra kehadiran SYL yang dianggap sebagai bagian tebar pesona jelang Pilgub Sulsel, 22 Januari 2013.

Belakangan saya ketahui kalau kehadiran Gubernur Sulsel pada acara ini bukan 'kerja Sangkuriang' alias disiapkan dalam sekejap karena ingin mejeng jelang Pilgub. Konon, sudah direncanakan sejak perayaan Hari Jadi Tellesang ke-28 atau setahun lalu.

Jika mencermati 'kelas' undangan yang hadir dengan level acara, rasanya memang hebat sekali kegiatan ini. Saya kemudian memaklumi jika bermunculan nada-nada sinis itu. Meski saya tidak terlalu respek dengan nuansa black Campaign yang dimunculkan sebagian kawanku lainnya.

Tapi di sisi lain saya juga mendapat informasi kalau kemasan HUT Tellesang ke-29 ini memang sengaja dibuat dengan sangat meriah, sebagai persembahan terakhir Kepala Desa Hasan Basri karena tahun depan sudah masuk akhir masa jabatannya di periode kedua. Mungkin di lain waktu masih akan ada kesempatan baginya berkarya bagi Tellesang, tapi bukan sebagai kepala desa.

Namun terlepas dari kontroversi yang tak mau kalah hebat dari perayaan hari jadi Tellesang, saya sebagai anak kampung Tellesang merasakan sebuah kebanggaan luar biasa. Meski hanya bisa mendengar kabar dari jauh mengenai hebohnya acara ini.

Pertama tentu saya acungi jempol adalah otak di balik perayaan ini yang tidak lain pemimpin di Desa Tellesang, Hasan Basri. Saya tidak habis pikir, bagaimana dia melakukan lobi-lobi kepada para pejabat itu, sehingga mau meluangkan waktunya hadir di acara HUT sebuah desa terpencil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun