Mohon tunggu...
Medika Hermawan
Medika Hermawan Mohon Tunggu... -

Anak Lamandau yang sedang berjudi di tanah Pasundan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Toleransi KW2

18 Juni 2011   08:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:24 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Toleransi adalah kata yang mengingikan adanya pengertian, toleransi bukan sekedar perkara rentang, kepa siapa, dimana, atau kapan,melainkan juga sebuah batas normatif sebuah masyarakat sebagai entitas sosiopolitik.

Kata yang sudah menjadi barang mahal dalam penerapannya tersebut sudah tidak memiliki ruang, atau masih ada tapi ruang lingkup, serta rentang jangkaunya kemakin sempit, semakin sedikit yang menyadari makna pentingnya. Terjangan tsunami fanatik sempit meluluhlantakan pola pikir anak bangsa, sehingga semakin sedikit yang bisa merasa namun semua merasa bisa, apalagi melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang.

Fanatismelah yang sekarang yang mengambil peranan, dengan membesarkan egoisme selalu merasa bisa mewujudkan keinginan sendiri atau kelompok, tanpa bisa menghargai keinginan orang lain atau kelompok lain ataupun lingkungan.

Entah apa yang menjadikan fanatik sempit menjadi trend dewasa ini yang memberangus kata toleransi menjadikannya sesuatu yang langka dan mahal, dan makin sedikit orang-orang yang plural. Padahal itulah yang menjadi alasan kita masih bersama.

Semua aspek mempengaruhinya, sehingga perlu semua orang juga untuk memeliharanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun