Mohon tunggu...
Medi Juniansyah
Medi Juniansyah Mohon Tunggu... Penulis - Menggores Makna, Merangkai Inspirasi

Master of Islamic Religious Education - Writer - Educator - Organizer

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Menghindari Produktivitas Palsu, Prioritas antara Hasil dan Dampak dalam Dunia Kerja

22 Mei 2024   08:45 Diperbarui: 22 Mei 2024   17:37 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi produktivitas palsu (Sumber: freepik)

Di era modern ini, baik di kantor maupun di kampus, tuntutan untuk menjadi produktif semakin meningkat. Setiap hari kita dihadapkan pada berbagai tugas dan tanggung jawab yang tampaknya tidak pernah ada habisnya.

Jam kerja yang panjang dan jadwal kuliah yang padat seringkali membuat kita merasa harus terus-menerus sibuk.

Namun, meskipun kesibukan ini sering dianggap sebagai tanda produktivitas, kenyataannya tidak selalu demikian.

Seringkali, kita terjebak dalam apa yang dikenal sebagai produktivitas palsu atau fake productivity.

Produktivitas palsu adalah kondisi di mana kita tampak sibuk tetapi sebenarnya tidak menghasilkan output yang signifikan atau bermakna.

Kita mungkin menghabiskan waktu yang banyak untuk rapat, merespons email, atau mengerjakan tugas administratif tanpa memberikan kontribusi nyata terhadap tujuan utama kita.

Fenomena ini tidak hanya menguras energi dan waktu, tetapi juga dapat menghambat pencapaian tujuan jangka panjang.

Ketika kita terjebak dalam rutinitas yang sibuk tanpa arah yang jelas, kita cenderung kehilangan fokus pada apa yang benar-benar penting.

Akibatnya, produktivitas kita tidak optimal, dan kita merasa tidak puas meskipun telah bekerja keras. Di sinilah pentingnya membedakan antara kesibukan dan produktivitas sejati.

Produktivitas sejati bukan hanya tentang seberapa banyak pekerjaan yang kita lakukan, tetapi juga tentang seberapa efektif kita mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun