Bulan Ramadan adalah waktu yang penuh berkah bagi umat Islam di seluruh dunia.
Selain sebagai bulan ibadah dan refleksi spiritual, Ramadan juga menjadi momen di mana orang-orang berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup mereka, termasuk dalam hal menjaga kesehatan tubuh.
Namun, seringkali aspek kesehatan mulut terabaikan, terutama saat menjalani puasa. Kekeringan mulut, penurunan produksi air liur, serta perubahan pola makan dan minum dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut secara keseluruhan.
Dalam kehidupan sehari-hari, mulut adalah gerbang bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Kesehatan mulut yang buruk dapat berdampak negatif pada kesejahteraan umum seseorang.
Masalah mulut seperti penyakit gusi, karies gigi, atau bau mulut tidak hanya membuat tidak nyaman secara fisik, tetapi juga dapat memengaruhi kepercayaan diri dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Lebih dari itu, penelitian telah menunjukkan adanya hubungan antara kesehatan mulut dengan kondisi kesehatan kronis lainnya, seperti penyakit jantung, diabetes, dan bahkan komplikasi kehamilan.
Oleh karena itu, menjaga kesehatan mulut bukan hanya masalah kosmetik, tetapi juga penting untuk kesejahteraan dan kebugaran secara menyeluruh.
Selama bulan Ramadan, tantangan kesehatan mulut dapat menjadi lebih menonjol karena perubahan pola makan dan minum yang drastis.
Puasa menuntut penyesuaian terhadap rutinitas harian, termasuk kebiasaan makan dan minum yang mempengaruhi kondisi mulut.
Selain itu, kurangnya air liur yang dihasilkan selama berpuasa dapat mengakibatkan mulut menjadi kering, meningkatkan risiko infeksi, serta memperburuk kondisi kesehatan gigi dan gusi.