Pantun adalah salah satu bentuk puisi lama yang populer di Indonesia dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya. Pantun terdiri dari empat baris yang biasanya berima dengan pola A-B-A-B.
Tradisi pantun telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Indonesia, sering kali digunakan dalam berbagai kesempatan seperti perayaan, penghiburan, atau bahkan untuk menyampaikan pesan-pesan dalam berbagai konteks.
Secara tradisional, pantun sering digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan nasihat, sindiran, atau cerita pendek dengan gaya yang sederhana namun dalam.
Bulan Ramadan, sebagai salah satu bulan suci dalam agama Islam, merupakan periode yang dihormati dan ditunggu-tunggu oleh umat Muslim di seluruh dunia.
Ramadan bukan sekadar bulan puasa semata, tetapi juga merupakan momen penuh berkah yang ditandai dengan introspeksi, pemurnian jiwa, dan meningkatkan kualitas ibadah. Dalam konteks yang lebih luas, Ramadan menjadi panggung bagi umat Muslim untuk memperdalam hubungan mereka dengan Allah SWT, memperbaiki diri, dan mempererat ikatan sosial dengan sesama.
Oleh karena itu, dalam rangkaian pantun ini, kita akan menjelajahi tema-tema filosofis yang terkandung dalam Ramadan, yang mencakup keindahan, keberkahan, dan kedamaian yang ditemukan dalam ibadah dan kehidupan sehari-hari selama bulan suci tersebut.
Berikut penulis sajikan beberapa kumpulan pantun dengan judul "Cahaya Ramadan":
Cahaya Di Langit Ramadan
Di langit Ramadan bercahaya,
Menggema azan di sepanjang siang,
Di bulan penuh penuh doa yang bersulaya,
Mengundang kedamaian dalam hati yang tenang.
Penjelasan: Pantun ini menggambarkan suasana Ramadan yang penuh dengan cahaya spiritual dan ketenangan. Bulan Ramadan diibaratkan sebagai sumber cahaya di langit yang menyinari jiwa-jiwa yang merindukan keberkahan.