Â
Di sudut teras rumah yang teduh, Ali dan Rizal duduk bersama di bawah payung warna cerah, sementara cahaya senja menyapa mereka dari ufuk barat. Keduanya tengah merencanakan kegiatan ngabuburit.
"Kamu punya ide untuk ngabuburit besok, Ali?" tanya Rizal antusias.
Ali mengangguk, matanya berbinar penuh semangat, "Tentu, Rizal. Aku punya tiga lokasi favorit untuk ngabuburit di Lahat. Kita bisa berkeliling ke semua tempat itu!"
Rizal mengangkat alisnya dengan antusias, "Seru sekali! Ceritakan lebih lanjut, Ali."
"Oke, pertama kita bisa ke Lapangan Seganti Setungguan, atau Lapangan Eks MTQ Lahat," ujar Ali sembari menunjuk ke arah lapangan yang tampak dari jendela teras. "Di sana, kita bisa menikmati suasana senja yang indah sambil duduk santai atau berolahraga."
"Wah, terdengar menarik," sahut Rizal sambil mencatatnya di telepon pintarnya.
"Selanjutnya, kita bisa ke Taman dan Plaza Ayek Lematang," sambung Ali. "Tempat yang cocok untuk ngabuburit sambil menikmati gemericik air sungai dan udara segar."
Rizal mengangguk mengerti, "Aku suka ide itu. Lanjutkan, Ali."
"Dan Terakhir, kita bisa ke Masjid Al-Muttaqin," lanjut Ali. "Di sana, kita bisa ngabuburit sambil beribadah, mendengarkan lantunan sholawat dan dzikir, serta menikmati pemandangan kota dari ketinggian."
Rizal mengangguk setuju, "Tempat yang cocok untuk menyatu dengan spiritualitas."