Mohon tunggu...
Medi Juniansyah
Medi Juniansyah Mohon Tunggu... Penulis - Menggores Makna, Merangkai Inspirasi

Master of Islamic Religious Education - Writer - Educator - Organizer

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Beranda Ulang Tahun

3 Maret 2024   09:39 Diperbarui: 3 Maret 2024   09:44 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Dokumen pribadi Tinta Midun

Di tengah gemerlap lampu malam, Nino duduk dengan ponselnya di tangan. Matahari sudah lama tenggelam, pukul hampir menunjukkan 00.00, tapi kegelapan tak mampu menghalangi cahaya di wajahnya saat ia menatap layar. Malam itu adalah ulang tahun seorang wanita yang ia kenal hanya dari beranda Facebook. Nama perempuan itu, Sari, terpampang di notifikasi yang muncul di ponsel Nino, mengingatkannya pada sebuah hubungan maya yang mereka bina dalam bentuk kata-kata dan gambar-gambar.

Sejenak, Nino merenung. Dia bertanya-tanya apa arti sebuah ucapan ulang tahun dalam dunia maya. Apakah hanya sekadar kumpulan kata-kata tanpa makna? Ataukah lebih dari itu?

Dengan perlahan, Nino mulai mengetikkan sebuah pesan. Kata-kata itu keluar dari hatinya, mencerminkan kehangatan dan kepedulian yang selama ini ia simpan untuk Sari. Setiap huruf, setiap kalimat, terasa seperti serpihan perasaan yang ia kumpulkan selama ini.

Terkadang, kita tak perlu bertemu di dunia nyata untuk merasakan kehadiran seseorang. Hari ini, sederhana meski berjauhan, kuucapkan selamat ulang tahun untukmu, Sari. Semoga setiap langkah yang kau ambil di usia yang baru ini membawa kebahagiaan dan keberkahan. Meskipun hanya di dunia maya, aku ingin kau tahu, bahwa aku di sini, mengucapkan yang terbaik untukmu. Selamat ulang tahun.

Nino menatap pesan yang baru saja dikirimkan dengan senyum tipis di wajahnya. Meskipun hanya kata-kata di layar ponsel, ia merasa bahwa ucapan itu membawa arti yang dalam baginya dan mungkin juga untuk Sari.

Hingga kemudian, notifikasi muncul kembali. Sebuah balasan dari Sari.

Aamiin Yaa Allah. Terima kasih, Nino. Meskipun kita hanya berjumpa di beranda Facebook, tapi ucapanmu seperti sinar kecil yang menerangi malam ini. Aku benar-benar menghargainya. Terima kasih sudah membuat hari ulang tahunku terasa istimewa.

Senyum Nino semakin melebar. Meski hanya di dunia maya, kehangatan hati bisa dirasakan dengan nyata. Dan mungkin, itulah keajaiban dari sebuah hubungan yang dibangun di dunia maya.

Setelah mengirim pesan kepada Sari, Nino merenung sejenak. Dia terpesona oleh keunikan hubungan mereka yang hanya terjalin di dunia maya. Dalam keheningan malam, pikirannya melayang ke momen-momen ketika mereka saling berbagi cerita, tawa, dan bahkan kesedihan lewat layar ponsel mereka. Meskipun tak pernah bertemu langsung, namun Sari mampu menembus dinding-dinding hatinya dengan kedalaman kata-katanya yang sederhana.

Nino melihat kembali foto-foto Sari di profil Facebook-nya. Dia tersenyum melihat setiap ekspresi wajahnya yang menawan. Ada kehangatan dalam senyumnya, dan keceriaan dalam matanya yang menatap kamera. Nino mulai membayangkan bagaimana rasanya bertemu Sari di dunia nyata. Apakah senyumnya akan sama hangatnya seperti yang terpampang di foto? Apakah matanya akan sama ceria seperti yang terlihat dalam setiap postingan?

Sambil merenung, Nino mengingat saat-saat di mana mereka saling memberikan dukungan satu sama lain. Saat Sari merasa sedih karena kegagalan dalam pekerjaannya, Nino selalu ada di sana dengan kata-kata penyemangat. Begitu pula sebaliknya, ketika Nino mengalami kesulitan dalam kehidupannya, Sari selalu memberikan dukungan dan motivasi yang membuatnya merasa kuat.

Namun, ada juga keraguan yang melintas di benak Nino. Apakah hubungan ini hanya sebatas interaksi di dunia maya saja? Bisakah hubungan ini berkembang menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar pertemanan di media sosial semata? Meskipun Sari begitu akrab baginya, tapi apakah ia juga merasakan hal yang sama? Pertanyaan-pertanyaan itu menggelinding di kepala Nino, menciptakan perasaan campur aduk di dalam hatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun