Serikat Karyawan JICT terus menggeliat, bergerak terus dengan inovasi dan kerja-kerja nyata untuk perubahan organisasi yang lebih baik. Pelantikan pengurus Serikat Karyawan JICT Periode 2019-2022 Oktober lalu membawa angin segar bagi organisasi Serikat Karyawan JICT yang baru tiga tahun berdiri. Tidak tanggung-tanggung gerakan pengurus Sekar JICT yang di nakhodai Suwandi pria yang biasa di sapa Bung Wandi secepat kilat bak kapal menemukan dermaga yang ingin segera bersandar dan menemukan daratan yang luas langsung melakukan penjajakan ke Federasi-federasi besar di DKI Jakarta.
Kiranya saja keinginan Bung Wandi untuk segera melihat dunia luar Federasi-Federasi Serikat Pekerja di Jakarta langsung menjadi agenda utama pada kepengurusan SEKAR JICT saat ini, melalui Bidang Hubungan Antar Lembaga yang di ketuai oleh Agus Sholahudin dan Shobirin mengusung agenda utama, yaitu silaturahim dan penjajakan serta sharing pendapat dengan Federasi-federasi Serikat Pekerja dan Serikat Buruh terbesar di DKI Jakarta.
Kunjungan Serikat Karyawan JICT pada hari senin 09 Desember 2019, menyambangi pengurus DPD Federasi Serikat Pekerja Logam, Eletronik dan Mesin (LEM SPSI) DKI Jakarta, yang beralamat di Jl. Warudoyong No.183, RT.14/RW.8, Jatinegara, Kec. Cakung, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13930. Disambut oleh jajaran pengurus DPD FSP LEM SPSI di ruang lobby sekretariat DPD LEM, pengurus SEKAR JICT diterima dengan hangat dan dengan sajian istimewa makan siang, buah-buahan dan minuman herbalis khas hidangan pengurus DPD FSP LEM SPSI DKI Jakarta.
Federasi terbesar di DKI Jakarta ini dipimpin oleh Bung Yusuf,  yang juga pekerja di Perusahaan IGP Astra Group. Kepengurusan yang baru dilantik di bulan April 2019 terdiri dari 97 Pengurus Unit Kerja (PUK) perusahaan di DKI Jakarta dengan jumlah anggota 53.000 orang tersebar di 5 wilayah DKI Jakarta, "Anggota kami  lebih banyak bergerak di bidang sektor Industri Automotif, Elektronik, Mesin, Logam dan saat ini sudah ada sektor Aneka Industri di luar sektor Logam, Elektronik dan mesin seperti sektor usaha pelabuhan DOK Koja Bahari," ungkap Yusuf.
Sementara itu Toha,  sekretaris DPD FSPSI LEM juga menceritakan asal mula berdirinya Federasi Serikat Pekerja LEM dan hubungannya dengan dunia Internasional. "Federasi LEM saat ini bergabung dengan Konfederasi KSPSI Yorris, dan di tingkat Pusat LEM SPSI, dipimpin oleh Bapak Arif Minardi". Federasi LEM DKI terhitung memiliki jumlah PUK terbesar di DKI Jakarta, berada di nomor urut pertama dalam hasil verifikasi dinas tenaga kerja,ujarnya. Issu-issu yang saat ini diangkat dalam perjuangan DPD FSP LEM SPSI adalah masalah Upah Minimum Provinsi dan Upah Sektoral yang sudah menjalani proses  perundingan dengan progres 80%. Hal ini mendapatkan respon positif oleh pihak Asosiasi Pengusaha, artinya dalam hal perjuangan dan negosiasi DPD LEM SPSI DKI Jakarta cukup kondusif dan kuat dalam menjaga hubungan industrial yang harmonis.
Khaerul, pengurus DPD LEM yang juga sebagai anggota LKS Tripartit Provinsi DKI Jakarta menjelaskan bahwa pada prinsipnya organisasi Serikat Pekerja atau Serikat Karyawan memiliki tujuan penting dan utama, yaitu memberikan Perlindungan dan Pembelaan, serta memperjuangkan Kesejahteraan anggotanya. Jadi dibentuknya sebuah organisasi Serikat Karyawan ataupun Pekerja wajib memiliki tujuan tersebut. Â "Organisasi Serikat Bukan untuk tujuan kelompok, atau pengurus bahkan untuk tujuan kepentingan individu," ungkap Khaerul.
Perlindungan dan Pembelaan di DPD FSP LEM saat ini dibawah Lembaga Bantuan Hukum (LBH) sendiri, yaitu LBH LEM SPSI DKI Jakarta. Â Saat ini menjadi pekerjaan utama yang ada di ranah pengurus DPD LEM DKI. Disamping itu, Khaerul menjelaskan bahwa posisi Leveling upah sektor tertinggi di DKI Jakarta ada di sektor Otomotif. Gap Upah Minimum dan Upah Sektoral saat ini di DKI Jakarta sudah mencapai 20% ujarnya.
Khaerul juga menyebutkan pentingnya Pengurus Unit Kerja atau Serikat Karyawan berafiliasi ke Federasi yaitu dalam rangka perlindungan dan pembelaan. Dengan berafiliasi, posisi kita terbantu oleh gerakan bersama, bukan cuma di tingkat nasional tapi juga tingkat internasional.
Bung Watori sebagai pengurus senior di LEM yang sudah cukup banyak makan asam garam di dunia perburuhan juga menambahkan bahwa Federasi-federasi yang ada saat ini seperti Federasi Logam Ekektronik dan Mesin (LEM), Federasi Tekstil, Sandang dan Kulit (TSK), Federasi Niaga dan PerBankan (NIBA), Federasi Kimia, Energy, dan Pertambangan (KEP), adalah Federasi-federasi yang juga tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja atau Serikat Buruh. Hal ini akan memperluas kesempatan mereka agar bisa berkiprah di dunia Internasional.
Pertemuan yang sangat singkat tersebut memberikan pencerahan kepada pengurus Serikat Karyawan JICT yang hadir. Â Pentingnya berserikat dan berfederasi akan memperkuat organisasi dan menjaga keberlangsungan hubungan industrial di perusahaan baik dalam skala nasional maupun internasional.Â
Dalam momentum tersebut, Bung Wandi ketua Sekar JICT juga menjelaskan kondisi organisasi Serikat Karyawan JICT dan meluruskan issu-issu yang beredar di lingkungan PT Jakarta Terminal Container Terminal (JICT) yang membuat resah para karyawan. Keberadaan SEKAR JICT saat ini adalah bagaimana menciptakan kondisi hubungan industrial di dalam PT. JICT dapat berjalan dengan baik, harmonis dan aman sebagaimana yang di harapkan oleh seluruh karyawan dan pekerja lainnya. Disamping itu pula Serikat Karyawan JICT sangat mengharapkan dukungan Federasi-federasi Serikat Pekerja dan Serikat Buruh di DKI Jakarta untuk mendukung program-program dan gerakan perjuangan Serikat Karyawan JICT dalam mewujudkan hubungan industrial yang harmonis dan kondusif di lingkungan PT. JICT.Â
SEKAR JICT juga bertekad akan membangun dan menjaga hubungan Industrial yang harmonis, dan dinamis dalam menghadapi perubahan iklim industrial digitalisasi 4.0. karena hal ini jelas akan berdampak kepada perkembangan dunia usaha di PT JICT dan Serikat Karyawan JICT sangat antusias menyongsong perubahan tersebut.
(Swd)