Mohon tunggu...
Mediasas
Mediasas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya senang sekali membuat artikel karena saya gemar ber literasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahaya Praktik Riba dalam Ekonomi

3 September 2023   08:38 Diperbarui: 3 September 2023   08:47 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Praktik riba, atau bunga, telah menjadi masalah kontroversial dalam ekonomi selama berabad-abad. Artikel ini akan menggambarkan bahaya praktik riba dalam ekonomi dan dampak negatifnya terhadap masyarakat dan sistem keuangan.

1. Perbudakan Utang:

Salah satu bahaya utama praktik riba adalah potensi untuk menjebak individu atau perusahaan dalam perbudakan utang. Ketika seseorang atau entitas meminjam uang dengan tingkat bunga tinggi, mereka dapat mengalami kesulitan untuk membayar kembali pinjaman tersebut. Ini dapat menyebabkan akumulasi utang yang tak terkendali, menghambat pertumbuhan ekonomi, dan merusak kesejahteraan individu.

2. Ketidaksetaraan Ekonomi:

Praktik riba dapat memperdalam kesenjangan ekonomi. Mereka yang memiliki akses lebih besar ke sumber daya keuangan dapat memanfaatkan bunga untuk menghasilkan keuntungan lebih besar, sementara mereka yang kurang beruntung terjebak dalam siklus utang yang berat. Ini dapat menghasilkan ketidaksetaraan ekonomi yang signifikan.

3. Spekulasi Finansial:

Bunga juga mendorong spekulasi finansial yang berlebihan. Ketika bunga ditawarkan sebagai cara untuk menghasilkan keuntungan yang cepat, banyak individu dan perusahaan tergoda untuk melakukan investasi yang tidak sehat dan berisiko tinggi. Ini dapat menyebabkan gelembung ekonomi dan kemunduran ekonomi yang serius.

4. Tekanan Psikologis:

Praktik riba dapat menciptakan tekanan psikologis yang besar pada individu dan keluarga. Harus membayar bunga yang tinggi atau utang yang terus bertambah bisa menjadi sumber stres dan kecemasan. Ini dapat mengganggu kehidupan pribadi, kesehatan mental, dan kualitas hidup secara keseluruhan.

5. Tidak Berkelanjutan:

Praktik riba juga tidak berkelanjutan dalam jangka panjang. Bunga memerlukan pertumbuhan ekonomi yang konstan untuk memberikan keuntungan yang diharapkan. Ketika pertumbuhan ini tidak tercapai, dapat menyebabkan krisis keuangan yang merusak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun