Hak konsumen ini lah yang masih belum terlalu diperhatikan di negara kita. Seringnya kita hanya melihat produk makanan dari harganya, asal terjangkau, itu sudah bikin happy. Padahal kebanyakan produk GMO memang lebih murah karena produksinya bisa massal. Nah kembali ke salmon GMO, adakah ciri-cirinya? Ada.
Bisa dilihat di gambar, di atas sendiri adalah salmon ternakan dari Norwegia, kanan bawah adalah salmon ternakkan dari Miyagi, Jepang (Miyagi sendiri adalah daerah terdampak cemaran radiasi Fukushima saat tsunami menerjang 2011 lalu), kiri bawah salmon liar dari Atlantik. Darimana saya tahu asalnya? Dari label produk tiap salmon yang dijual di supermarket tersebut.Â
Dari pengalaman pribadi mengolah salmon, saya melihat salmon liar cenderung berwarna daging merah tua, dan nyaris tidak terlihat guratan putih lemaknya. Teksturnya padat. Saat dicuci, ia tetap berminyak dan minyak ikannya yang berwarna oranye terlihat keluar dari dagingnya. Saat dimasak, warna daging salmonnya tidak pudar.
Salmon GMO berwarna bermacam-macam (tergantung pelet yang dimakan ikan tersebut), namun kebanyakan warnanya oranye terang dan menyala, dengan guratan putih lemak yang jelas.
Saat dicuci, minyak ikannya tidak terlalu terlihat. Saat dimasak warna daging salmonnya memudar dan agak pucat. Saat dimakan pun rasanya tidak terlalu gurih. Sementara, ikan salmon liar saat dimakan rasanya sedikit asin (tanpa ditambah garam) dan gurih. Rasanya memang tidak bisa dibohongi meskipun dari penampilan bisa menipu.
Namun, apakah salmon liar lebih sehat dari salmon ternakkan? Banyak argumen yang berusaha mematahkan pandangan bahwa salmon liar lebih sehat dengan alasan banyaknya kontaminasi mercury dan logam berat lainnya di lautan saat ini, sehingga salmon ternak dianggap lebih aman karena habitatnya lebih bisa dikondisikan. Nah bagaimana menurut anda?
Mutiara Me
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H