Mohon tunggu...
Median Editya
Median Editya Mohon Tunggu... lainnya -

penyuka beladiri dan sastra. calon guru teknik yang dicemplungin NASIB ke dunia perbankan..well, life always have a twisting plot rite ?

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Curcol Part 4 : Brain and memory..

18 Mei 2011   15:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:30 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Otak.. salah satu bagian tubuh yang paling utama bagi saya. Bagian tubuh yang sebenarnya kecil namun berperan besar (entahlah bagi orang lain, bagi saya ya begitu). Ya, otak sangat berperan bagi saya karena bagian tubuh yang kecil ini ternyata mampu menyimpan banyak hal. Sadarkah kita dari kecil sampai sekarang, hal yang kita sentuh,kita raba, kita pelajari tersimpan menjadi lembar-lembar memori yang tersimpan apik dalam sulur-sulur neuron yang terdapat didalam otak? Hal-hal yang menyenangkan, memberikan pemahaman, bahkan hal-hal yang sering kali membuat kita tersenyum getir karenanya.

Hebat bukan? Sosok otak ini berperan sedemikian kompleksnya sampai-sampai para cerdik pandai menyetujui bahwa super komputer yang ada sekalipun kalah dibandingkan kemampuan otak manusia (sekarang, entahlah mungkin puluhan tahun kedepan hal ini sudah berubah lagi). Dari sinilah beragam hal pertimbangan dan keputusan terlahir, kombinasikan pula oleh beragam nilai-nilai nurani (baca moralitas) sehingga bermacam emosi dan reaksi tercipta. Emosi dan reaksi yang terkadang mencengangkan tapi sadar atau tidak tercipta karena ada input dan output memory yang berasal dari otak ini.

Tapi entahlah, mungkin saking kompleksnya maka kadang kala lembar-lembar memory dalam otak itu korslet dibuatnya. Menciptakan symptom yang bisa disebut sebagai “LUPA”. Para ilmuwan percaya bahwa hubungan antar neuron di otak dengan beragam faktor (entah tua, entah kekurangan zat-zat tertentu) adalah penyebab hal tersebut. Jaringan yang seharusnya sambung menyambung untuk mengingat kembali memory lama dan memunculkannya kembali itu rusak sehingga kita tak bisa ingat. Mungkin, mungkin saja hal itulah yang menyebabkan kita LUPA suatu hal. Tapi bagaimana kalau kata LUPA itu saya tambah sedikit tambahan menjadi MELUPAKAN ?

Saya tak tahu apakah hal yang akan saya katakan ini merupakan teori yang sudah diteliti sebelumnya oleh para ahli. Tapi saya percaya kalau "melupakan" (dalam artian menyengajakan supaya lupa) itu adalah tindakan sadar yang berbeda sekali dengan "terlupakan". Kita tahu dalam hidup ada banyak hal yang tidak semuanya itu menyenangkan, ada perih, ada luka, ada trauma, hal-hal yang akan membuat kita masuk dalam perangkap rasa (yang bisa jadi hanyalah persepsi semu dari ilusi pikiran) yang ujung-ujungnya hanya mendatangkan hal-hal buruk. Bagaimana dengan hal ini yang selalu kita sengaja lupakan? Kita bisa memaksa dan memerintah otak untuk membungkus hal tersebut, melemparkannya kedasar bagian terdalam dari ujung-ujung neuron, menyimpannya disana dan kemudian secara sengaja “memutuskan” hubungan antar neuron itu sehingga kita tak bisa lagi mengaksesnya. Voila, kita melupakan! Memang tak secepat membalikkan tangan, tapi itu sangat memungkinkan untuk dilakukan.

People survive by forgetting bad things, begitu kata pepatah. Dipikir-pikir lagi hal itu memang ada baiknya. Seumpama anak kecil yang mengalami hal buruk dalam hidupnya, melupakan hal tersebut sangat berguna untuk perkembangan dalam hidupnya bukan begitu? Tapi entah bagaimana saya merasa bahwa mungkin karena manusia itu rapuh maka manusia itu harus melupakan beberapa hal yang memang tak pantas untuk diingat. Yah saking rapuhnya manusia sengaja (baca : harus) melupakan bukan? mengingkari kenyataan dengan cara menganggap bagian buruk itu awalnya hilang sampai benar-benar menjadi hilang.

Saya tak akan menganggap itu sebagai suatu bentuk pengingkaran, tapi cobalah pikirkan dahulu dengan perlahan bahwa hal yang sama berlaku untuk harapan. Untuk memulai sesuatu manusia harus bergantung kepada harapan, “melupakan” bahwa banyak kemungkinan rintangan yang ada didepan, “melupakan” bahwa sebenarnya mereka tak punya modal apa-apa, menipu diri ya? Tapi terkadang demi kebaikan hal itu harus dilakukan. Untuk menutupi kerapuhan manusia bahkan otak terkadang menciptakan "memory palsu" bernama harapan. Tapi dari hal inilah kenyataan bisa diciptakan. Kenyataan yang dibuat oleh tangan, keringat, darah dan masa. Itulah hebatnya otak bagi saya, bagian terkecil yang sangat kompleks tapi mampu memberikan kontribusi sangat besar (justru dengan kompleksitasnya) bagi hidup kita. Sadar tak sadar, ingat dan lupa adalah hal yang bila ditempatkan pada waktu dan tempat yang proporsional akan sangat membantu dalam kehidupan kita sebagai manusia. At least I do believe in that theory...

p.s:

corat coret iseng saja, terkadang saya sendiri bingung otak saya bisa mikir yang kayak ginian sebenarnya.. :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun