Mohon tunggu...
Median Editya
Median Editya Mohon Tunggu... lainnya -

penyuka beladiri dan sastra. calon guru teknik yang dicemplungin NASIB ke dunia perbankan..well, life always have a twisting plot rite ?

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Curhat di Pagi Hari (1): Life's Like a Chocolate Box...

20 Agustus 2010   03:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:52 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[caption id="attachment_232638" align="aligncenter" width="300" caption="diambil dari galeriflanel.multiply.com "][/caption] Hari ini saya ingin bersyukur (seharusnya sih tiap hari..hehe) atas semua yang terjadi dalam hidup saya. Kejadian-kejadian tak terduga membawa hikmah, kejadian-kejadian biasa yang menuntun saya menuju petualangan baru, hal-hal baru, dan seribu satu macam lainnya. Benarlah kata abang forrest gump, life's like a chococolate box! kita tak pernah tau hidup saya akan seperti apa, bagaimana jalan ceritanya, apa yang akan sya dapatkan, dan lain sebagainya. But, that's life, selalu penuh kejutan. Meresume kehidupan saya sendiri, banyak kejutan yang terjadi dan saya alami. Masih teringat jelas bagaimana dulu saya sempat mewakili provinsi saya dalam salah satu perlombaan debate nasional. Yang membuat sya tak habis pikir sampai sekarang ialah bagaimana saya bisa “nyemplung” kedalamnya. Mendapatkan keberuntungan cuma karena menggantikan teman saya yang mendadak tak bisa ikut seleksi, mendapatkan bahan presentasi sehari, gelagapan wawancara, dan tiba-tiba hitungan bulan kemudian sudah terbang menuju ibukota. Tak terduga? Pastinya. Saya pun sampai sekarang masih sering tersenyum geli mengingat bagaimana saya yang asli lahir dan besar dibengkulu bisa berkuliah dibandung. Lagi-lagi cuma karena bercerita kepada orang tua bahwa teman-teman sya banyak yang ingin bimbel dibandung dan berkuliah disana. Dan tiba-tiba selepas kelulusan sya sudah diberangkatkan bersama teman-teman. Pertama kali dibandung pun sya kesulitan sekali. Ibarat orang pantai naik gunung. Kedinginan! Bibir pecah-pecah, adapatasi bahasa, tingkah laku tata krama, makanan pun demikian. Belum lagi saat saya mengikuti SPMB dulu, bayangkan sya harus mengerjakan soal-soal sambil menekan perut menahan diare yang saya derita karena faktor makanan yang belum bisa dicerna. Masyaallah, baru sekali itu saya ngerjain soal-soal sampai berkeringetan. Tapi alhamdulillah masih dikasih lulus oleh yang maha kuasa dan berkuliah dikampus negeri yang murah meriah :) ya ya, banyak sekali hal yang terjadi tak terduga. Hal-hal menakjubkan yang dimulai sering kali hanya dengan permintaan (ya allah, saya ingin pergi sejenak ke luar kampus..mumet..dan voila, tiba-tiba esok lusa saya sudah ikut rombongan PPL nasional mengajar didaerah transmigrasi sumatra). Pekerjaan saya di salah satu pengurus daerah cabang olahraga se-jawa barat yang diberikan cuma karena saya menjadi panitia di kejuaraan, organisasi saya, rekan-rekan sya dikompasiana, kalau dipikir-pikir semuanya dimulai dari hal kecil saja. “perjalanan besar selalu dimulai dengan langkah-langkah kecil”. Yah sya menjadi sangat yakin akan hal itu. Bagaimana hal-hal remeh temeh itu bisa membuat kita bertualang disuatu hal besar lainnya (bang yusran pun bisa apply beasiswa karena hobi menulisnya). Hal-hal remeh semacam keluhan, pertanyaan, permintaan, pernyataan dan yang lainnya. Disengaja mapun tidak hal-hal remeh ini bisa jadi adalah jalan saya dalam menapaki suatu jalan lain, yang lebih besar, yang lebih memberi manfaat lagi (saya rasa hal ini juga berlaku untuk semuanya, coba deh diingat-ingat lagi. Mulai dari pekerjaan, perkuliahan, pasangan, rejeki, dan yang lainnya). Dan biarkanlah hari ini saya bersyukur akan semua yang telah terjadi dan ada dalam hidup saya. Terimakasih ya allah untuk semuanya, beragam kejutan, pahit manis kehidupan, tangis sedih, tawa bahagia itu sangatlah menyenangkan. Alhamdulillah... :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun