Mohon tunggu...
Redaksi
Redaksi Mohon Tunggu... Editor - Kompasiana
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menghadirkan berita terkini dan terpercaya dengan integritas, mengutamakan fakta, beragam perspektif, dan teknologi digital untuk informasi yang akurat dan seimbang.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Terjebak di Program Magang - Eksploitasi Mahasiswa di Jerman

8 Juni 2024   02:24 Diperbarui: 8 Juni 2024   04:23 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru-baru ini kita dikejutkan oleh berita ribuan mahasiswa Indonesia yang menjadi korban program ferien job ke Jerman. Program yang katanya resmi dari pemerintah Jerman ini ternyata penuh dengan penipuan yang mengorbankan anak-anak muda kita. Bagaimana bisa ini terjadi? Ini sungguh keterlaluan dan harus disoroti dengan keras.

Pertama, kita harus kritis terhadap pihak-pihak yang mempromosikan program ini di Indonesia. Agen-agen seperti PT. SHB dan PT. CVGEN ternyata bukan hanya salah informasi, tapi juga penuh tipu daya. Mereka menjanjikan magang pendidikan yang bisa dikonversi menjadi SKS kuliah. Siapa yang tidak tergiur? Tapi kenyataannya, program ferien job ini sama sekali bukan program pendidikan. Ini hanyalah pekerjaan musiman yang biasanya dilakukan oleh mahasiswa Jerman untuk menambah uang saku selama liburan. Agensi-agensi ini jelas-jelas melakukan penipuan yang sangat merugikan.

Kedua, bagaimana bisa universitas-universitas di Indonesia terlibat dalam skandal ini? Sebanyak 33 kampus diduga terlibat dalam memfasilitasi keberangkatan mahasiswa. Apakah mereka begitu naif atau justru ikut bermain dalam skema ini demi keuntungan finansial? Bagaimana mungkin sebuah institusi pendidikan bisa begitu lalai dan tidak melakukan verifikasi yang mendalam terhadap program ini? Ini jelas menunjukkan betapa rapuhnya sistem pendidikan kita terhadap infiltrasi program-program yang tidak kredibel.

Ketiga, kondisi kerja yang dihadapi oleh mahasiswa kita di Jerman sungguh tidak manusiawi. Banyak dari mereka harus bekerja lebih dari 10 jam sehari dalam kondisi yang buruk, seperti di sektor pertanian atau bahkan sebagai kuli bangunan. Mereka tidak hanya menghadapi jam kerja yang panjang, tetapi juga minim fasilitas dasar seperti transportasi dan akomodasi yang layak. Bahkan ada yang harus berjalan kaki berjam-jam dalam kondisi dingin karena tidak ada transportasi yang disediakan. Ini jelas merupakan bentuk eksploitasi tenaga kerja yang tidak bisa ditolerir.

Tidak hanya itu, pembayaran yang diterima juga tidak sebanding dengan jerih payah yang mereka keluarkan. Ada yang hanya mendapatkan 77 Euro setelah bekerja sebulan penuh. Uang sebesar itu tentu saja tidak cukup untuk bertahan hidup di negara seperti Jerman. Ini menambah panjang daftar penderitaan yang harus mereka alami.

Kementerian Luar Negeri Indonesia sudah menyatakan bahwa program ini memang resmi dari pemerintah Jerman, tapi jelas program ini bukan untuk tujuan pendidikan. Ini hanya bekerja selama liburan, bukan magang yang bisa dikonversi ke SKS kuliah. Jadi, informasi yang diberikan kepada mahasiswa kita adalah salah besar dan menyesatkan.

Kita harus menuntut transparansi dan tanggung jawab dari semua pihak yang terlibat. Agen-agen tenaga kerja yang menipu harus ditindak tegas, universitas yang lalai harus diberi sanksi, dan mahasiswa yang menjadi korban harus diberi ganti rugi dan pemulihan nama baik. Ini bukan sekedar tentang uang, tapi juga tentang masa depan anak-anak muda kita yang dirusak oleh janji manis yang ternyata palsu.

Sebagai masyarakat, kita juga harus lebih kritis dan tidak mudah terbuai oleh janji-janji manis. Memastikan bahwa informasi yang kita terima benar dan valid adalah tanggung jawab kita bersama. Jangan biarkan anak-anak muda kita menjadi korban berikutnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun