Sabtu, 25 Mei 2024 -- Sebuah kisah haru memperlihatkan sinar keadilan bagi pekerja migran Indonesia (PMI) yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di negara Timur Tengah. Organisasi Suara Perempuan bekerja sama dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) NTB menggelar pemulangan para korban TPPO asal NTB hari ini. Kepulangan mereka menjadi momen yang penuh haru, disambut oleh para keluarga yang telah lama merindukan kehadiran mereka di Bandara Internasional Lombok pada pukul 12:00 WITA.
Menyambut kepulangan para pekerja migran tersebut, Ketua Umum Suara Perempuan, Nur Khotimah atau akrab disapa Egha, mengungkapkan perasaan haru dan kelegaannya. "Hari ini adalah bukti bahwa kepedulian terhadap nasib para pekerja migran Indonesia tidaklah sia-sia. Kami bersyukur dapat membantu memulangkan mereka ke tanah air setelah mengalami kisah pahit sebagai korban TPPO di negara Timur Tengah," ujar Egha dengan suara yang penuh empati.
Keberhasilan pemulangan ini merupakan hasil kerja keras bersama antara Organisasi Suara Perempuan dan BP3MI NTB. Mereka bekerja dengan penuh dedikasi untuk memastikan para korban TPPO mendapatkan perlindungan dan bantuan yang layak.Â
Salah satu korban TPPO yang pulang, Siratul Aini, mengungkapkan perasaannya setelah kembali ke tanah air. "Saya merasa lega dan bersyukur bisa dipulangkan ke Indonesia. Pengalaman yang saya alami di negara Timur Tengah sungguh menggetarkan, tetapi sekarang saya merasa aman berada di samping keluarga," ucapnya sambil meneteskan air mata bahagia.
Pulangnya para korban TPPO juga menyoroti pentingnya peran pemerintah dalam melindungi warga negaranya yang bekerja di luar negeri. Hal ini memunculkan harapan bahwa pemerintah akan lebih aktif dalam memberikan perlindungan dan pembinaan bagi para pekerja migran Indonesia di manapun mereka berada.
Selain itu, pulangnya para korban TPPO juga memicu kesadaran akan pentingnya sosialisasi dan edukasi mengenai bahaya perdagangan orang di kalangan masyarakat. Organisasi seperti Suara Perempuan dan BP3MI NTB berperan penting dalam hal ini, dengan terus mengedukasi masyarakat tentang risiko dan tanda-tanda TPPO serta memberikan dukungan bagi korban-korban yang terjebak dalam jaringan perdagangan orang.
Kisah pemulangan para pekerja migran Indonesia yang menjadi korban TPPO ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Keadilan dan perlindungan bagi para pekerja migran harus menjadi prioritas bagi semua pihak, termasuk pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat luas. Semoga keberhasilan pemulangan ini dapat menjadi langkah awal menuju perlindungan yang lebih baik bagi para pekerja migran Indonesia di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H