Mohon tunggu...
Ahmad Ch Ch
Ahmad Ch Ch Mohon Tunggu... lainnya -

Pendidik yang selalu Bangga jadi Petani..

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Sebongkah Tenang yang Terusik

8 April 2015   07:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:24 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

tertegun ku sejenak
geram dalam memandang
membuncah serapah yang tak terkata
karena memang ku tak punya kuasa
dan hanya dapat berandai saja
tersungging senyum mengiris
mengoyak rasa, miris
duhai paduka raja
banyak hamba mengepal tinju, hanya menonjok bayu yang tak bersalah
berseleweran warta penuhi kepala, berpacu dengan adegan murah mengundang muntah
ya sudahlah
berdamai sajalah..Tetap tak bisa
segaris seluet senja kadang tak dapat lagi tenangkan rasa
berlari..berlarilah
hilang jejak mereka tetap tak peduli
kuasa..ya kuasa sedang tertawa, terbahak, tergelak sembari tidurkan botol-botol yang tergeletak
Ah..jika marah itu lakuku?

Salam negeri bawah bukit

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun