Mohon tunggu...
Ahmad Ch Ch
Ahmad Ch Ch Mohon Tunggu... lainnya -

Pendidik yang selalu Bangga jadi Petani..

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bahasa dan Permainan Kata

17 Desember 2014   13:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:08 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahasa tak ubahnya permainan kata-kata. Bahasa jika dimainkan oleh ahlinya maka akan menjelma menjadi kata-kata yang tertata rapi, enak didengar, sedap dibaca, hingga penikmatanya merasa sangat ingin untuk menuntaskannya. Namun jika tidak dimainkan oleh ahlinya, maka bahasa dapat menjadi sangat menakutkan, menjengkelkan, bahkan dapat memancing permusuhan. Jika diibaratkan dengan makanan, tentu saja makanan tersebut akan mempunyai rasa yang berbeda ditangan koki yang berbeda.

Bahasa jika ditangan orang yang mampu meraciknya akan terasa enak dan tidak membosankan, dan sebaliknya jika bukan ditangan yang tepat maka berantakan. Hal ini dapat kita jumpai ketika kita membaca satu bacaan, tanpa kita sadari kadang kita larut karena terasa enak membacanya,makaitulah rasa bahasa.

Tulisan-tulisanyang banyak dibaca umumnya adalah tulisan-tulisan yang punya rasa bahasa yang apik,baik penempatan kata, maupun diksi yang dipakai hingga mudah dipahami. Tentu saja agar mampu memainkan kata-kata agar menjadi bahasa yang baik harus banyak berlatih dan membaca karya-karya yang baik pula.

Tulisan-tulisan singkat seperti pengumuman, iklan-iklan, baik televisi, radio maupun di surat kabar juga memainkan kata-kata yang diracik dan diramu sehingga pembaca maupun pendengarmudah menangkap maksud yang diinginkan dalam sepenggal tulisan, maupun dua tiga patah kata yang didengar.

Tulisan seperti foto di atas setidaknya juga adalah permainan kata. Itu adalah semacam informasi kepada pelanggan foto copy bahwa mesin sedang rusak. Akan berbeda kesannya jika yang ditulis hanya kata rusak saja, seperti kebanyakan kita baca di tempat fotocopy jika mesinnya sedang rusak, atau malah tak ada informasi apa-apa, ketika kita ingin memfoto copy, maka pelayannya bahkan dengan nada seenaknya mengatakan rusak dengan nada yang kurang bersahabat.

Mari kita mainkan kata-kata agar menjadi bahasa yang tidak menyakiti, bahasa yang tidak menghujat, bahasa yang tidak menghina, memfitnah danmengundang permusuhan, yang memang lebih gampang memakainya ketimbang memainkan kata agar menjadi bahasa yang indah.

Salam Negeri Bawah Bukit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun