Oleh: Lathifah Musa
Matematika Nalaria termasuk pelajaran yang wajib dipelajari di Pesantren Media (PM). Pertama, karena nalar harus disertakan dalam tugas-tugas menulis, bahkan yang bersifat fiksi sekalipun. Hal yang paling menyebalkan ketika membaca novel atau menonton film adalah ketika alur cerita di luar penerimaan nalar manusia. Ini sering dijumpai dalam sinetron-sinetron Indonesia. Kedua, Matematika adalah alat ketika seorang muslim berhadapan denganbanyak persoalan seperti jual beli, pinjam meminjam, waris, zakat, ukur mengukur, dll. Ketika kita harus menghadapi, bahkan harus menjelaskan atau menuliskan tentang persoalan ini, bagaimana mungkin kita menjauh dari matematika. Ketiga, mempelajari matematika nalaria melatih kita untuk berpikir sistematis, memecahkan masalah dengan cara yang sederhana, tidak rumit. Kalau ada cara logis yang sederhana, mengapa harus berpikir sulit? Kalau bisa diselesaikan secara sederhana, kenapa harus mencari jalan yang sulit?
Inilah target awal belajar matematika. Semua santri harus meraih target ini. Selebihnya, matematika adalah refresing.Sekedar olah raga bagi otak, setelah sehari-hari menekuni media. Barangkali aneh bagi sekolah pada umumnya. Tapi itulah Pesantren Media. Sehari-hari santri berhadapan dengan media. Refresing adalah mengalihkan fokus perhatian dari yang satu kepada yang lainnya. Refresing bukan berarti istirahat atau bermalas-malas. Wajar, bila bagi seorang muslim, ketika ia melakukan perjalanan dakwah dan jihad adalah bagaikan rekreasi atau refresing baginya. Refresing dari rutinitas aktivitas keseharian.
Jadi, kalau bertemu santri-santri PM di KMNR 8, “Oh mereka sedang refresing dari tugas media...”
Untuk itu keikutsertaan PM di kompetisi matematika, tentunya bukan dalam rangka agar santri bisa ikut olimpiade. Wah salah jalur, kalau ada yang seperti ini. Karena tentunya PM tidak akan mampu menangani potensi semacam ini. Ini sudah urusan Klinik Pendidikan MIPA (KPM)nya Pak Ridwan. Bagi PM, yang penting adalah matematika nalaria mampu menjadi alat untuk mengasah nalar para santri, agar mereka terlatih memecahkan masalah dengan cara yang sistematis dan sederhana. Kemudian mengasahnya agar mampu berpikir cepat. Lebih cepat berpikir, lebih baik.
Berikut ini mereka yang terpilih untuk mewakili PM di ajang KMNR 8. Pilihan ini berdasarkan tes kemampuan matematika dan kesediaan untuk berpartisipasi :
Untuk Tingkat SMP, tidak mengirimkan Tim. Yang dikirim hanya perorangan saja, yaitu:
- Fathimah NJL (Kelas 7)
- Cylpa Nur Fitriani (Kelas 7)
Untuk Tingkat SMA, tim yang dikirim adalah:
- Ahmad Khoirul Anam (Kelas 10)
- Siti Muhaira (Kelas 10)
- Nurmayla Sari (Kelas 10)
- Noviani Gendaga (Kelas 10)
- Dihya Musa AR (Kelas 10)
Selamat, semoga selanjutnya lebih baik lagi.
[GALERI FOTO REFRESING KE KOMPETISI MATEMATIKANALARIA REALISTIK SE-INDONESIA KE-8 DI PARUNG, BOGOR, JAWA BARAT]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H