[caption id="" align="alignleft" width="604" caption="A.Putranto"][/caption] a.putranto article :Â Seiring dengan naiknya ekpektasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tahun ini mencapai 6,3 %-6,5% dan naiknya rating Indonesia sehingga resiko investasi 2011 di Indonesia turun akan memberikan dampak positif terhadap kinerja saham di pasar modal Indonesia.
Bagi anda yang memiliki horizon investasi jangka panjang dapat mencoba untuk masuk ke saham-saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tahun ini diperkirakan salah satu investasi 2011 yang akan memberikan imbal hasil yang menarik karena didukung oleh fundamental usaha dan keuangan yang sangat baik.
Saat ini ada 17 emiten BUMN yang tercatat di bursa Indonesia.Secara umum, kinerja saham dan keuangan emiten BUMN tahun lalu cukup baik. Bahkan, beberapa emiten BUMNberhasil mencatatkan return di atas return yang dihasilkan IHSG sebagai acuan pasaryang tahun lalu memberikan return sebesar 46,13 %. Emiten tersebut yaitu,Wijaka Karya (WIKA) dengan return 109,23 %, Adhi Karya (ADHI) dengan return 121,95 %, Jasa Marga (JSMR) dengan return 89,23 %, Bank Negara Indonesia (BBNI) dengan return 95,7 %, dan Bank Tabungan Negara (BBTN) dengan return 95,24 % (Tabel 2).
Salah satu faktor yang membuat emiten BUMN cukup menarik, selain fundamentalnya yang baik adalah produk dan brand yang dimilikinya sudah cukup dikenal dan sistem tata kelola usaha (governance) yang terus membaik. Margin bersih yang dihasilkan oleh emiten BUMN sepanjang tahun 2010 masih cukup baik rata-rata 16,6 %, khususnya sektor perbankan yang bisa mencapai rata-rata 20 %.
Tahun ini emiten BUMN diperkirakan masih akan mencatatkan pertumbuhan yang positif. Hal ini dapat dilihat dari rilis kinerja keuangan kuartal I/2011 yang menunjukkan pertumbuhan laba bersih yang cukup signifkan dibandingkan periode tahun lalu. Saham-saham di sektor pertambangan dan perbankan menjadi saham dengan pertumbuhan laba bersih tertinggi dengan rata-rata sekitar 108 % dan 29 %.
Emiten di kedua sektor ini memang masih menjadi saham yang memberikan prospek yang cukup baik dan ekspektasi investor terhadap saham-saham di sektor ini juga masih cukup tinggi. Naiknya harga minyak mentah dan komoditas memang menjadi pendorong naiknya ekspektasi terhadap saham-saham pertambangan yang diperkirakan masih akan berlangsung dalam beberapa tahun ke depan. Tingginya permintaan energi, khususnya batubara untuk menopang pertumbuhan ekonomi global, membuat kinerja keuangan sektor pertambangan batubara terus tumbuh yang berdampak langsung kepada kinerja sahamnya. (*)
Arsono Putranto File
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H