Hak Asasi Anak merupakan salah satu hak yang mendapatkan pengakuan dan jaminan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terutama di dalam pasal 28 B ayat (2). Sejalan dengan amanat konstitusi tersebut dalam mendukung hak partisipasi anak, Sahabat Anak Perempuan dan Keluarga (SAPA) menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Jurnalistik dan Hak Asasi Anaksecara bertahap khusus anak-anak di Gedung DPRD Kabupaten Bantul pada tanggal 16 Oktober 2011 (tahap I) dan 23 Oktober 2011 (tahap II).
Kegiatan pelatihan ini merupakan rangkaian dari program Peningkatan Budaya Tulis Melalui Koran Anak Tahun 2011 yang terselenggara atas dukungan dari Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasionaldengan tujuan utama untuk meningkatan budaya tulis dalam bentuk anak Koran Anak.
Koran anak nanti akan langsung dikelola oleh anak-anak secara profesional dan mandiri serta tentunya dengan pendampingan dari Tim SAPA. Pelaksanaan koran anak ini melibatkan 20 (dua puluh) anak-anak dari Desa Triwidadi, Kecamatan Pajangan, Bantul; perwakilan Forum Anak Bantul dan perwakilan Forum Anak Sleman.
Kegiatan pada pelatihan tahap I menghadirkan 2 (dua) Pembicara yaitu Andrie Irawan, SH (Direktur Eksekutif SAPA) yang menjelaskan tentang Hak Asasi Anak serta Permasalahan dalam Pemenuhan dan Perlindungan Hak Asasi Anak, khususnya di Bantul, dan Lalila Rochmatin, S.Sos (Redaktur Harian Jogjakarta) yang menerangkan teknik jurnalistik dasar agar dapat diterapkan secara praktis oleh anak-anak dengan pelatihan yang praktis dan langsung dilaksanakan melalui simulasi pembuatan berita maupun opini. Sedangkan pelatihan pada tahap II menghadirkan 3 (tiga) pembicara yaitu Lembar Dyahayu Werdiningsih, SH (Manajer Program dan Pendampingan Masyarakat SAPA) yang memaparkan permasalahan remaja terkini dengan mengangkat materi Perlindungan Anak dari Tindakan Ekspolitatif, seperti memperkenalkan fenomen kekerasan dalam rumah tangga bagi anak, pekerja anak, kekerasan dalam sekolah, perdagangan anak dan lebh difokuskan kembali kepada kekerasan dalam pacaran; sedangkan pembicara kedua kembali menghadirkan Andrie Irawan, SH yang menjelaskan tentang Bahaya rokok, NAPZA dan HIV/AIDS yang ternyata saling berhubungan satu sama lain dan seperti alur awal dari semua dampak negatif tersebut adalah berawal dari rokok; dan materi terakhir emnghadirkan pembicara yaitu Dr. Dra. Junanah, MIS (Konselor Keluarga/Ketua Penasehat SAPA dan Dosen serta Sekretaris Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia) yang membawakan materi dengan judul Remaja Tangguh, dimana Junanah memaparkan nilai-nilai positif bahwa menjadi seorang remaja tersebut harus percaya diri dan kreatif serta dapat bertanggung jawab walaupun dalam fase perkembangan ini masih sangat rentan dan labil dari pengaruh negatif, sehingga perlu ada tips praktis bagi remaja dan pendampingan terus-menerus dari keluarga.
Pada pelatihan tahap I ini telah disepakati bahwa nama koran anak yang akan diterbitkan nanti adalah “PRESIA” (Inspirasi dan Apresiasi Anak Jogja) dengan menghadirkan 5 (lima) rubrik utama dalam bentuk tabloid yang terdiri dari 12 (dua belas) halaman serta mendapatkan kesempatan yang sangat berharga karena pelatihan tahap pertama langsung di buka oleh Kepala Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formal, Drs Masharun, M.Pd. Besar harapannya kegiatan ini mampu mendorong terciptanya Kabupaten Layak Anak di Kabupaten Bantul, memberikan ruang bagi anak-anak berkreatifitas melalui Koran ataupun tabloid, dan mendorong semua pihak untuk berperan aktif bagi teselenggaranya pemenuhan hak anak .
Tabloid "PRESIA" Edisi 1, November 2011, hal. 7
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H