SUDAH berapa lama kah kita tak bisa bersilaturahmi langsung, atau sekadar menjalin komunikasi dengan kerabat dan sanak saudara? Nah, jangan lewatkan lebaran kali ini untuk tetap bisa melakukannya.
Ya, pandemi masih menjadikan situasi keterbatasan kita untuk bisa leluasa bepergian saling berkunjung. Bahkan, untuk sekadar mengunjungi keluarga dekat dan kerabat yang ada di daerah lain atau kampung halaman.
Tetapi, sekali lagi momen lebaran bisa menghadirkan kondisi dan suasana berbeda. Kita yang mungkin masih kerap harus menunda-nunda karena kesibukan, maka ketika lebaran lah saat yang tepat. Tak sekadar menyambung silaturahmi, namun juga untuk berkumpul dan kebersamaan yang lebih berkualitas.
Selain memang diwajibkan kepada semua kaum muslim untuk maaf-memaafkan (halal bihalal), silaturahmi saat lebaran juga punya makna dan nilai tersendiri. Makna bahwa ikatan kekeluargaan dan kekerabatan yang memang harus selalu diperkuat.
Nilai lainnya, lebaran berarti merayakan 'kemenangan' hati dan jiwa dengan gembira, Â setelah sebulan penuh menjalani puasa ramadan. Dalam suasana ini, maka empati yang akan muncul, bahwa tidak boleh ada satupun keluarga dan sanak saudara yang mengalami kesusahan dan tidak bisa sama sekali merayakannya.
Dengan silaturahmi, batin dan rasa kekeluargaan dan persaudaraan tentunya akan semakin terikat, dan yang sempat terputus bisa tersambung kembali. Sebaliknya, jika sengaja tidak mau bersilaturahmi, maka pasti akan ditanyakan dan dicari keluarga dan saudara sesama.
Kondisi pandemi, memang banyak memunculkan ketidaknormalan dari yang biasa kita lakukan sebelumnya. Akan tetapi, bukan berarti pandemi mengurangi atau bahkan sengaja meniadakan sama sama sekali silaturahmi saat lebaran kini.
Bagaimana agar silaturahmi tetap terjaga di saat pandemi? Harus pandai-pandai disikapi memang, bagaimana bersilaturahmi yang tepat dalam kondisi tidak normal akibat pandemi.
Keluarga Terdekat dan Paling Tua
Dalam sebuah keluarga dan kerabat sanak saudara, pasti ada anggota paling tua atau yang dituakan. Mereka lah yang wajib didatangi dan didahulukan ketika kita bersilaturahmi.
Orang tua sendiri atau ayah-ibu mertua, juga saudara yang menjadi paman-bibi kita, sebisa mungkin tetap kita kunjungi. Mereka juga yang akan menjadi jujugan, dan tidak mungkin menyempatkan diri yang mendatangi kita lebih dulu.