Allah Yang Maha Pemurah lebih mencintai dan menjanjikan akan meninggikan derajat orang-orang yang sabar. Dendam dan memutus tali silaturahim juga perkara yang paling dibenci-Nya.
Untuk kesempurnaan maaf-memaafkan, maka yang terbaik adalah dilakukan dengan tulus ikhlas. Ikhlas memaafkan sebuah kesalahan, bisa mendatangkan berkah ampunan dari Allah SWT, karena sifat ilahiyah Allah SWT yang Maha Pemurah dan Penyayang.
Sebaliknya, terlalu keras hati untuk tidak mau meminta maaf ketika bersalah atau memaafkan atas kesalahan orang lain, bisa menjadikan kita sebagai orang-orang sombong. Sifat inipun sangat dibenci, karena Allah 'Azza wa Jalla sendiri Maha Pengampun bagi hamba yang memohon ampunan-Nya.
Nah, Idul Fitri kali ini memang menjadi hari yang baik untuk saling maaf dan memaafkan (halal bi halal). Akan tetapi, maaf-memaafkan tetap harus didasari keikhlasan, bukan sekadar terucap apalagi hanya terwakili dalam kata-kata chat messenger atau gambar yang diunggah di akun media sosial. Terlebih, jika itu dilakukan hanya karena latah atau ikut-ikutan orang lain.
Sebagai muslim, maaf-memaafkan sudah menjadi kewajiban yang mestinya tidak harus menunggu saat momen lebaran yang datangnya hanya setahun sekali saja.Â
Semoga kita senantiasa mendapatkan ridla dan ampunan Allah SWT. Dan, saling maaf-memaafkan menjadi kesempurnaan puasa ramadan kita. Amiin ya Rabb (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H