Mohon tunggu...
Khoirul Amin
Khoirul Amin Mohon Tunggu... Jurnalis - www.inspirasicendekia.com adalah portal web yang dimiliki blogger.

coffeestory, berliterasi karena suka ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Merindukan Legen Jelang Buka Puasa hingga Banyolan Kiai Kampung

16 April 2021   23:19 Diperbarui: 16 April 2021   23:24 1145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TIAP puasa ramadan biasanya menyimpan kekhasan lokal yang berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Bahkan, di daerah yang sama kekhasan ini mungkin berlainan nama dan bentuknya, dari kampung satu ke kampung lainnya. 

Kekhasan ini bisa berupa kuliner dan jajanan untuk sajian buka dan sahur, atau hal lain yang biasanya muncul dalam kesempatan bersamaan ibadah salat di masjid atau musala. Khususnya ketika tausiyah atau kuliah agama usai salat jamaah tarawih atau subuh. 

Soal makanan untuk berbuka atau pun sahur, tidak semua orang punya selera sama. Akan tetapi, ramadan di kampung yang ada di Desa Sedayulawas Brondong, desa di kawasan pesisir utara Kabupaten Lamongan Jawa Timur, menyimpan kekhasan selera yang sama. Salah satunya, minuman segar air legen yang dijual keliling. 

Wak Sir, (kini sudah almarhum), adalah si penjual minuman legen keliling ini. Lupa-lupa ingat sih rasanya, namun minuman legen bapak ini seperti menjadi sajian wajib untuk berbuka. 

Rasanya yang segar dan manis, menjadikannya pas untuk melepas dahaga setelah sehari penuh berpuasa. Karuan saja, tiap sore beberapa saat sebelum jam berbuka puasa ramadan, banyak ibu-ibu dan anak kampung Desa Sedayulawas bergerombol di mulut gang kampung. Mereka sengaja menunggu si penjual air legen keliling ini lewat. 

Berkeliling desa dari kampung ke kampung menjual air legen ini dijalani Wak Sir bertahun-tahun, dengan cukup mengandalkan sepeda kayuh milik.Jika beruntung, air legen yang diinginkan bisa didapatkan dengan mengantre, dituangkan ke wadah masing-masing yang sebelumnya dibawa.

Cara ini lebih praktis karena tidak banyak waktu tersita dibanding harus memakai wadah kantong plastik. Jadi, bisa mengurangi lama antrean. Selain itu, ini tentunya lebih ramah lingkungan karena mengurangi sampah plastik. 

Kekhasan air legen untuk berbuka puasa tiap ramadlan ini seperti sudah melegenda. Warga desa yang berjumlah ratusan ribu jiwa di desa ini mayoritas sudah pernah merasakan segar dan manisnya air legen Wak Sir. Mulai usia anak-anak hingga yang sudah dewasa banyak yang suka. 

Era tahun 80-an, memang belum banyak pilihan kuliner jenis minuman untuk berbuka. Tetapi bagi warga kampung Sedayulawas, manisnya minuman air legen alami ini sudah bisa jadi menu buka utama. Ada minuman lain yang juga cukup digemari kala itu seperti kolak, air tape, dan es dawet cincau.

Air legen sendiri adalah air nila dari getah tandan sari kelapa yang disuling langsung dari pohonnya. Air legen ini bisa diolah menjadi bahan utama gula aren atau gula merah. Tidak banyak memang petani yang memproduksi gula aren ini. Selain pohonnya yang tak banyak, cara mendapatkan air legen asli juga sangat sulit, disuling beberapa hari dari pohon kelapa yang memang sangat tinggi. 

Saat masih jadi anak kampung, hampir tiap hari penulis menikmati segarnya air legen selama ramadan. Namun, selama berhijrah tinggal di kota, kini agak sulit menemukannya. Sesekali masih teringat dan merindukannya memang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun