ENTERTAINER, satu kata dari bahasa Inggris yang berarti orang yang suka atau pekerjaannya menghibur. Kata ini lalu banyak didengar dan populer di dunia hiburan.
Media dan media elektronik yang banyak memperkenalkan sosok-sosok entertainer ini. Karena itu pula, makna entertainer menjadi lebih menyempit sebagai artis atau selebritis. Khususnya, mereka yang biasa tampil di layar kaca televisi dan menyuguhkan talenta yang dipunyai.
Bagaimana dengan orang yang suka tampil humor atau kocak? Sebut saja komedian atau pelawak. Mereka memang bisa juga disebut sebagai entertainer. Selebihnya, adalah aktor dan aktris yang pemeran tokoh film, sinetron, drama, atau pemusik.
Kembali pada makna asal entertain, maka bisa memunculkan pertanyaan: apakah entertainer hanya mereka yang terakses di media? Apakah entertainer itu harus yang tersorot kamera, atau tampil di panggung hiburan? Jawab penulis, tidak demikian halnya.
Kita bisa menoleh pada yang lebih mendasar, yakni artis. Artis di sini dalam artian asalnya, dari kata seni. Artis berarti pekerja seni atau orang biasa bergelut dengan kesenian. Ya, karya dan performa apapun dari seorang artis sejatinya adalah hiburan yang bisa dinikmati. Apapun yang bisa mendatangkan orang lain ketertarikan dan terhibur berarti punya sifat artistik.
Nah, artistik dan menghibur sejatinya bisa dimiliki dan dilakukan siapa saja. Kita mestinya tidak terlalu terjebak pemaknaan, bahwa entertainer adalah hanya mereka yang selama ini disebut sebagai artis atau selebritis. Atau, mereka yang kerap ramai jadi perbincangan netizen di media sosial. Kalau bukan berasal dari (penampilan) mereka, berarti tidak dianggap menghibur.
Dalam konteks ini, cukup naif ketika terlalu menasbihkan mereka sebagai satu-satunya entertainer yang kudu selalu digandrungi. Sampai-sampai, menjadikan mereka pujaan yang selalu dipuja-puja. Bahkan, saking mengidolakan para selebriti ini, kita sampai ikut-ikutan latah mengagumi dan membela tingkah pola dan penampilannya.
Ingat, masih ada karya menghibur lainnya dari artis dalam arti luas seniman. Ada pemusik, penari, pematung, pemahat, pelukis, penyair, sastrawan, bahkan penulis. Hasil dari proses kreatif mereka memang butuh tempat atau panggung untuk bisa dikenal luas. Namun, tidak sedikit pula yang cukup berproses dimana saja tanpa panggung, bahkan bisa dinikmati orang lain tanpa sorot kamera.
Tak ada salahnya juga kita menengok keberadaan relawan atau motivator. Relawan yang bisa mendongeng misalnya, kehadirannya begitu bermakna di tengah-tengah orang lain yang jauh dari riuh hiburan karena kondisi dan musibah yang dialami. Bagaimana relawan yang ikut terjun dalam program rehabilitasi pasca bencana misalnya, sangatlah berkesan untuk trauma healing korban, khususnya anak-anak.
Atau, mari kita coba bercermin pada guru. Ketika dihadapkan pada kejenuhan atau ketidaknyamanan belajar anak-anak, maka wejangan dan sikap mereka yang terasa menghibur akan lebih bermakna. Mungkin sepele dan tidak menjadi bagian wajib tugasnya. Namun, bisa mendidik dengan ramah, afektif dan menyenangkan, akan mendatangkan motivasi tersendiri bagi belajar anak didiknya.
Ada lagi, ketika pikiran kalut dan hati gundah, entertainer dalam bentuk lain mungkin kita butuhkan. Semisal saja, pelantun murottal ayat-ayat suci Al-qur'an bisa menjadi penawar dan penghibur yang bisa menentramkan hati dan jiwa. Kita mungkin tidak tahu siapa yang membacanya, namun terpenting adalah kebermanfaatannya sebagai entertainer yang tak kasat mata.