Mohon tunggu...
MEDIA AGUS RIDWAN
MEDIA AGUS RIDWAN Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang Guru Pendidikan Pancasila di SMAN 1 Parigi Kabupaten Pangandaran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penggunaan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Materi Perjanjian Internasional

5 Maret 2024   09:21 Diperbarui: 5 Maret 2024   09:40 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penggunaan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam materi Mengatasi Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan (ATHG) dan Cara Menyelesaikan Sengketa Internasional melalui Perjanjian Internasional Secara Damai merupakan salah satu model pembelajaran yang paling tepoat digunakan, karena dalam hal ini peserta didik dituntut untuk bisa membuat suatu produk dari hasil pembelajaran yang diajarakan. Project itu dapat berupa contoh Draft Perjanjian Internasional. Melaui PjBL yang dilaksanakan dikelas, peserta didik menjadi termotivasi untuk menyelesaikan project tersebut dengan cara menuangkan ide atau pendapatnya dalam sebuah karya yaitu Perjanjian Internasional. Perjanjian internasional ini terdiri dari beberapa pasal yang nantinya diperlukan untuk menegaskan kerjasama internasional baik dua negara atau lebih dalam bidang apapun.

Melalui PjBL peserta didik dilatih dan dibimbing untuk membuat suatu project pembelajaran yang kompeten, sehingga dengan penggunaan metode PjBL ini motivasi peserta didik dalam pembelajaran PKn menjadi lebih meningkat serta hasil yang diharapkan dari pemahaman peserta didik pun menjadi lebih baik.

Disamping itu, penggunaan model pembelajaran PjBL dalam materi diatas pastinya akan membawa suatu hal yang berbeda dalam pemahaman suatu materi, karena dengan project yang dihasilkan peserta didik bisa mengingat apa yang dituangkannya dalam bentk draft perjanjian intenasional. Ketelitian dan kecermatan peserta didik dalam pembuatan draft perjanjian inmtensional ini sangat diperlukan, karena draft perjanjian internasional secara substansi tidak boleh ada coretan atau bekas tipex dalam pengerjaannya. Penyelesaian dari pembuatan project ini sebaiknya dikerjakan secara kelompok, karena diperlukan kerjasama antara peserta didik, pemerataan peserta didik dari segi kemampuan pengetahuan dan penguasaan IT juga harus dipertimbangkan oleh guru sebagai pendidik, karena diharapkan dari output project peserta didik bisa dipublikasikan serta bisa dipertanggungjawabkan, kerjasama peserta didik dalam kelompok mutlak diperlukan. Sebagian peserta didik bisa membuat draft melalui tulisan tangan, sebagian lagi menuangkan hasil tulisan tangan tersebut kedalam laptop, sebagian peserta didik mencari ide-ide yang akan dituangkan dalam klausula-klausula yang berbentuk pasal-pasal.

Contoh draft perjanjian internasional yang dikerjakan biasanya hanya memuat 20 sampai 25 pasal saja, yang terpenting klausula pasal sudah mewakili pasal pembuka, pasal ini, pasal akibat hukum dan pasal penutup serta ratifikasi.

Penggunaan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) ini juga tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangan-kekurangan. Adapun kelebihan dari model PjBL ini adalah sebagai berikut :

  • Meningkatkan keterampilan kolaboratif: Peserta didik belajar bekerja dalam tim, berbagi tanggung jawab, dan menghargai kontribusi anggota lain.
  •  Mengembangkan keterampilan berpikir kritis: Peserta didik diajak untuk menganalisis masalah, mengembangkan solusi, dan membuat keputusan berdasarkan data dan fakta.
  • Meningkatkan kreativitas dan inovasi: Dengan diberikan kebebasan dalam mengeksplorasi, peserta dapat mengembangkan ide-ide baru dan unik.

  • Sedangkan kelemahan dari model PjBL ini adalah sebagai berikut :
  • Membutuhkan waktu dan sumber daya yang Lebih: Penerapan PjBL seringkali membutuhkan waktu lebih lama dan sumber daya tambahan, baik dari guru maupun peserta didik.
  • Tantangan dalam penilaian: Penilaian dalam PjBL bisa menjadi kompleks karena harus mengukur berbagai aspek, termasuk kerja tim, proses, dan hasil akhir.
  • Risiko ketidakmerataan partisipasi: Terkadang, dalam sebuah kelompok, beberapa peserta mungkin lebih dominan sementara yang lain kurang aktif.
  • Kesimpulannya dalam perjalanan mencapai proses belajar yang efektif dan menyenangkan, Project Based Learning menawarkan pendekatan yang unik dan inovatif. Sebagai pendidik atau peserta didik, memiliki kesempatan untuk menjelajahi dunia pembelajaran yang tidak hanya terbatas pada teori tapi juga praktek nyata. Melalui PjBL, pendidik bisa mengembangkan keterampilan penting yang tidak hanya berguna di dunia akademik, tetapi juga di kehidupan profesional dan pribadi.
  • Jangan ragu untuk mengadopsi dan menerapkan Project Based Learning (PjBL) dalam proses belajar mengajar. Meskipun ada tantangan dan kelemahan, kelebihan yang ditawarkan oleh metode ini jauh lebih besar. PjBL membuka jalan bagi pengalaman belajar yang lebih kaya, interaktif, dan berkesan. Ini adalah kesempatan untuk tidak hanya belajar, tapi juga untuk tumbuh dan berkembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun