Mohon tunggu...
Meliana Lende Bussa
Meliana Lende Bussa Mohon Tunggu... -

mahasiswa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pemdidikan .Udana.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kartini adalah Kenangan Terindah

21 April 2012   06:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:19 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Ibu kita Kartini , Putri sejati, Putri indonesia, Harum namanya..." sepenggal lirik lagu tersebut sering dinyanyikan terlebih oleh anak TK dan SD. Bukan saja anak -anak tetapi orang dewasapun pasti masih ingat lagu tersebut, terkhusus kaum wanita wajib untuk tahu. Lirik dan nada yang sederhana untuk menggambarkan sosok sempurna dan sejarah indah yang akan selalu dikenang. Raden Ajeng Kartini begitulah nama lengkap dari seorang pejuang kesetaraan hak bagi kaum wanita. Selanjutnya wanita asal Jepara yang dilahirkan pada tanggal 21 april 1879 lebih dikenal dengan sebutan Kartini. Semangat dan mimpi Kartini akhirnya menjadi kenyataan, dimana beliau menempatkan kaum wanita di tempat yang layak dan mengangkat kaum wanita dari tempat gelap ke tempat yang terang sesuai denga karya tulis beliau "Habis Gelap Terbitlah Terang".

Hidup di jaman modern seperti ini yang namanya pingitan dan dijodohkan di usia muda kemudian menjadi ibu rumah tangga hampir tidak lagi dialami wanita-wanita masa kini. Wanita sekarang bebas bercita-cita dan mengenyam bangku pendidikan setinggi-tingginya. Beberapa hal yang dapat kita kenang dari Kartini adalah seorang berdarah bangsawan yang pandai dan rendah hati. Sebenarnya beliau bisa saja menjalani kehidupannya seperti itu walaupun tidak melanjutkan pendidikan dan belajar beliau akan tetap memperoleh hidup yang baik dan nyaman. Akan tetapi, keinginan kuat untuk mendapat pengetahuan melalui membaca melahirkan sebuah impian, bagaimana wanita Indonesia bisa berkembang seperti wanita-wanita di Eropa. Kemudian, melalui usaha dan perjuangan yang keras akhirnya membuahkan hasil seperti sekarang.

Setelah berhasil mendirikan beberapa sekolah lantas tidak membuatnya tinggi hati, beliau dikenang sebagai sosok yang rendah hati, sopan dan menghargai baik kaya maupun miskin. Pelajaran yang dapat dipetik darinya adalah bagaimana sikap kita ketika keberhasilan dan kesuksesan menjadi milik kita.kita harus memilki sikap rendah hati , sopan terhadap siapa saja dan tidak membeda-bedakan yang kaya dan yang miskin, terlebih jangan mencuri hak yang bukan milik kita. Hal yang menyedihkan jika perjuangannya yang berat dan proses yang sulit harus dinodai dengan sikap kita yang tidak memperhatikan sesama. Jika kita berhasil menjadi pemimpin jadilah pemimpin wanita yang baik dan bertanggung jawab. Sebagai pelajar jadilah pelajar yang memiliki impian dan usaha untuk mewujudkannya.

Dahulu kala wanita harus berada dibelakang dan di dapur berbeda dengan sekarang wanita bisa berdiri sebagai seorang pemimpin. Akan tetapi, ketika beberapa wanita sukses dalam karir dan hidupnya mereka melupakan kodratnya. Walaupun Kartini sukses menjadi pelopor pendidikan bagi kaum wanita ia tetap memperhatikan kodratnya sebagai wanita. Oleh Karena itu, bukan berarti ketika kita sukses berkarir kita lalu mengabaikan kodrat kita sebagai wanita, hal tersebut haruslah berjalan seimbang.

Kepergian R.A. Kartini untuk selama-lamanya diusianyayang ke 25 terbilang sangat muda. Beliau pasti masih memiliki impian-impian yang belum tercapai. Hidupnya yang singkat ia jalani dengan impian dan perjuangan sehingga membuahkan hasil dan pada akhirnya menjadi seorang pahlawan gender. Kemudian, tanggal 21 April ditetapkan sebagai momen sejarah untuk mengenang lahirnya pahlawan emansipasi wanita. Selanjutnya, impian yang belum sempat diwujudkan merupakan impian kita bersama, bagaimana kita dapat melahirkan sosok Kartini-Kartini yang membawa perubahan hidup dan bangsa ini kearah yang lebih baik. Namun, tetap bersikap dan bertingkahlaku yang santun dan beradab. Selamat hari Kartini bagi kaum wanita diseluruh Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun