Mohon tunggu...
Medheline Stenny
Medheline Stenny Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Suka menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perspektif Etika Kristen dalam Menyikapi Kerusakan Lingkungan dan Eksploitasi Sumber Daya Alam di Indonesia

3 April 2024   23:39 Diperbarui: 3 April 2024   23:55 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Indonesia merupakan negara dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, mulai dari hutan tropis, laut yang luas, serta berbagai mineral dan bahan tambang. Sayangnya, pemanfaatan sumber daya alam tersebut seringkali dilakukan secara tidak bertanggung jawab, mengakibatkan kerusakan lingkungan yang parah. Deforestasi, pencemaran, dan eksploitasi berlebihan telah menyebabkan bencana alam, hilangnya keanekaragaman hayati, serta penderitaan bagi masyarakat lokal. 

Di sisi lain, sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Kristen, Indonesia memiliki potensi untuk menerapkan prinsip-prinsip Etika Kristen dalam menyikapi isu lingkungan. Etika Kristen menekankan tanggung jawab manusia sebagai "pemelihara" ciptaan Tuhan, serta prinsip-prinsip keadilan, kasih, dan keberlanjutan. Namun, sejauh mana ajaran Etika Kristen telah diterapkan dalam praktik pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan di Indonesia?

Tulisan ini akan mengkaji perspektif Etika Kristen dalam menyikapi isu kerusakan lingkungan dan eksploitasi sumber daya alam di Indonesia. Pembahasan akan dimulai dengan menelusuri ajaran Etika Kristen terkait tanggung jawab manusia terhadap ciptaan Tuhan, dilanjutkan dengan analisis kritis terhadap praktik pengelolaan lingkungan di Indonesia. 

Selanjutnya, akan dibahas potensi kontribusi Etika Kristen dalam mendorong pengelolaan sumber daya alam yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan. Diharapkan kajian ini dapat memberikan wawasan baru bagi umat Kristen dan pemangku kepentingan lainnya dalam memperjuangkan kelestarian lingkungan hidup di Indonesia.

A. Perspektif Etika Kristen Dalam Pemeliharaan lingkungan

Dalam Etika Kristen, manusia dipandang sebagai "pemelihara" (steward) atas ciptaan Tuhan, termasuk lingkungan alam. Berdasarkan Kitab Kejadian, Tuhan menciptakan manusia dan memberikan mandat untuk "mengusahakan dan memelihara" bumi (Kej. 2:15). Ini berarti manusia memiliki tanggung jawab untuk merawat, menjaga, dan memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana demi kesejahteraan seluruh ciptaan, bukan hanya untuk kepentingan manusia semata. 

Namun, realitas menunjukkan bahwa manusia seringkali gagal memenuhi tanggung jawab ini. Eksploitasi berlebihan, pengrusakan hutan, pencemaran, dan praktik-praktik tidak bertanggung jawab lainnya telah menyebabkan kerusakan parah pada lingkungan. Hal ini bertentangan dengan panggilan manusia sebagai wakil Tuhan di bumi, yang seharusnya menjadi pemelihara dan penjaga ciptaan-Nya. Umat Kristen di Indonesia merupakan populasi yang cukup besar dan memiliki pengaruh sosial-politik yang signifikan. 

Perspektif Etika Kristen dapat menjadi kekuatan penggerak bagi umat Kristen untuk terlibat aktif dalam upaya perlindungan lingkungan. Etika Kristen menekankan prinsip keadilan dalam pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam. Hal ini berarti bahwa pemanfaatan sumber daya alam harus memperhatikan hak-hak masyarakat, terutama komunitas lokal yang bergantung pada lingkungan tersebut. 

Terlalu sering, proyek-proyek ekstraksi sumber daya alam atau pembangunan infrastruktur dilakukan tanpa mempertimbangkan dampak terhadap masyarakat adat dan lingkungan sekitar. Selain itu, Etika Kristen juga mengajarkan kasih dan kepedulian terhadap sesama, termasuk generasi mendatang yang akan mewarisi dampak dari kerusakan lingkungan saat ini. Pemanfaatan sumber daya alam secara tidak bertanggung jawab akan merugikan generasi yang akan datang, sehingga prinsip keadilan antar-generasi harus menjadi pertimbangan utama.

Etika Kristen memandang lingkungan secara holistik, tidak hanya sebagai sumber daya untuk dieksploitasi, melainkan sebagai bagian integral dari ciptaan Tuhan yang saling terkait. Kerusakan lingkungan tidak hanya berdampak pada ekosistem, tetapi juga pada kehidupan manusia dan seluruh makhluk hidup lainnya. Pandangan ini berbeda dengan paradigma pembangunan yang seringkali hanya mementingkan pertumbuhan ekonomi tanpa memperhatikan dampak lingkungan. Etika Kristen mendorong prinsip keberlanjutan dalam pengelolaan lingkungan, di mana pemanfaatan sumber daya alam harus mempertimbangkan generasi mendatang. 

Selain itu, Etika Kristen juga meyakini bahwa Tuhan akan membarui seluruh ciptaan-Nya, sehingga umat Kristen terpanggil untuk berpartisipasi dalam menjaga kelestarian lingkungan. Umat Kristen dipanggil untuk tidak hanya memikirkan kepentingan jangka pendek, tetapi juga menjamin keberlanjutan lingkungan bagi anak cucu di masa depan. Ini berarti menghindari eksploitasi berlebihan dan merusak yang dapat mengancam ketersediaan sumber daya alam di masa depan. Etika Kristen meyakini bahwa Tuhan akan membarui seluruh ciptaan-Nya di akhir zaman. Kitab Suci menyatakan bahwa Tuhan akan menciptakan "langit baru dan bumi baru" (Wahyu 21:1), di mana segala sesuatu akan dipulihkan dan diperbarui.  Keyakinan ini mendorong umat Kristen untuk berpartisipasi dalam menjaga dan memelihara lingkungan saat ini. Sebagai bagian dari rencana Tuhan, umat Kristen terpanggil untuk menjadi agen pembaruan ciptaan, melawan kerusakan lingkungan dan berusaha melestarikan ciptaan Tuhan. Hal ini dilakukan sebagai wujud tanggung jawab manusia sebagai pemelihara bumi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun