Merpati Putih adalah salah satu seni beladiri pencak silat yang berasal dari hasil khasanah budaya asli Indonesia. Perguruan pencak silat yang mengusung slogan “Mersudi Patitising Tindak Pusakane Titising Hening” ini adalah satu-satunya ilmu beladiri tangan kosong yang bisa membuka mata saya mengenai rasionalitas kesaktian seorang pendekar. Melalui metode pernafasan yang diolah sedemikian rupa, seseorang akan dapat membuat fisik dan tenaga dalamnya menjadi kuat dan bertenaga.
Adalah Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Susuhunan Pangeran Prabu Amangkurat yang pertama kali mengajarkan ilmu yang “nggegirisi” Merpati Putih, yang kemudian dikembangkan secara modern oleh mas Poerwoto Hadi Poernomo dan mas Budi Santoso (alm.).
Merpati Putih adalah Pencak Silat yang betul-betul bebas dari klenik dan mantra-mantra. Seorang anggota PPS Merpati Putih dapat mematahkan benda-benda keras seperti balok es, baja, gagang pompa, pipa beton, dan lain-lain adalah hasil dari pengolahan pernafasan yang menimbulkan energi di dalam tubuh yang didapat dari zat yang disebut Adenose Triposphat (ATP).
Dalam situs websitenya Merpati Putih, menyatakan :
“Dalam teori listrik, kekurangan satu elektron dari satu atom akan menimbulkan gaya listrik. Ketika kita menghirup napas yang kemudian ditahan, akan terjadi pula kekurangan zat asam. Pada saat berlangsung kekurangan ini, timbul suatu zat baru yang sangat aktif untuk membantu mempercepat pengulangan peristiwa kimiawi tadi. Zat ini dikenal sebagai Adenose Triposphat atau disingkat ATP. Tenaga yang ditimbulkan ATP ini adalah 5 kali tenaga yang dihasilkan oleh peristiwa oksidasi itu sendiri.”
Ditambahkan pula disitus tersebut bahwa :
“Untuk mendapatkan ATP diperlukan syarat-syarat, seperti penegangan otot, kemudian digabungkan dengan kemampuan psikis dan biologis. Kalau proses oksidasi terus berulang dengan cepat maka akan timbul getaran. Getaran bisa ditingkatkan frequensinya bila kita mengenal ciri-cirinya. Teknik getaran inilah yang dimanfaatkan Merpati Putih untuk memecahkan benda-benda keras seperti balok es, batang pompa dragon, beton cor, kikir atau per mobil.getaran. Getaran bisa ditingkatkan frequensinya bila kita mengenal ciri-cirinya.”
Inilah cerita kerinduan saya mengenai Merpati Putih. Sejujurnya saya masih belum apa-apa karena baru tingkat empat atau Balik II. Ada kenangan Indah di dalam Merpati Putih. Kenangan ketika berlatih pernafasan di tepi pantai dan menghadap ombak ganas dari subuh hingga siang dan malam hari.
Ada hal lain yang lebih penting hendak saya sampakian, bahwa tenaga dalam atau kesaktian hanyalah sarana untuk mendekatkan cintanya pada sang khalik, Tuhan yang maha besar. Tidak boleh ada kesombongan. Di atas langit masih ada langit. Kesaktian tidak akan dapat melawan kodrat dan kehendak Tuhan, yaitu kematian.
Semoga bermanfaat.
Rinduku untuk sebuah logika kekuatan dari energi pernafasan
M. Meddy Danial
Sumber foto:
http://farm3.static.flickr.com/2064/2220110338_bac498e7ef.jpg
Sumber bacaan:
http://www.members.tripod.com/mpgranadi/index.htm
http://www.silatmerpatiputih.org/poerwoto-hadi-poernomo-mas-pung-guru-besar/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H