Mohon tunggu...
Meha Middlyne
Meha Middlyne Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Sie. Dokumentasi Handal

Berkepribadian dalam Kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menelusuri Kiprah sebagai Mahasiswa Baru yang Produktif

26 Juni 2020   19:31 Diperbarui: 26 Juni 2020   19:27 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merantau antar satu pulau ke pulau yang lainnya merupakan salah satu hal besar yang seseorang harus hadapi, begitu pula halnya dengan saya. Sebelum saya merasakan sendiri dan menjalani banyak hal selama berdomisili di Yogyakarta, saya sema sekali tidak merefleksikan bagaimana mobilitas sosial di Sumatera dengan Jawa tentunya sangat jauh berbeda.

Pada tulisan kali ini, saya akan membagi 3 fase mahasiswa pada masa perkuliahan. Fase pertama, berlaku bagi mereka sebagai mahasiswa baru (tingkatan semester 1 & 2). Fase kedua, berlaku bagi mereka sebagai mahasiswa aktif (tingkatan semester 3 s.d 6). Fase ketiga, berlaku bagi mereka sebagai mahasiswa akhir (tingkatan semester 7 s.d selesai).

Tiga fase tersebut mempunyai tantangannya sendiri-sendiri. Hal-hal yang dihadapi juga akan semakin besar kedepannya. Selaku perantau, saya tidak dibekali gambaran mengenai bagaimana dunia perkuliahan, bagaimana langkah awal menjadi seorang mahasiswa, bahkan apa yang harus saya lakukan selama saya merantau.

Posisi saya sebagai mahasiswa baru, terus menerus diingatkan agar mendapatkan IPK cumlaude dan lulus cepat. IPK Cumlaude dan lulus cepat ibaratkan pagar beton yang harus kita buka dengan beberapa taktis, yang tentunya tidak mudah.

Etimologi kiprah menurut WJS. Puwadarminta dalam kamus umum Bahasa Indonesia adalah tindakan, aktifitas, kemampuan kerja, reaksi, cara pandang, serta ideologi atau institusinya [Poerwadarminta, 1976:735]. Kiprah identik dengan kegiatan atau partisipasi dengan semangat tinggi di sebuah bidang [Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995:17].

Pernahkah Anda mendengar ungkapan "Permulaan yang baik adalah setengah perjalanan". Demikian juga sejalan dengan pernyataan Zig Ziglar yang menyebutkan, "You don't have to be great to start, but you have to start to be great". Kiprah mahasiswa baru di lingkup pendidikan yang baru merupakan awal mula menjadikan mahasiswa tanggap terhadap perubahan yang ada.

Pendidikan setelah SMA merupakan transisi yang besar dengan perubahan konsep yang cukup komprehensif. Orientasi yang muncul sudah jauh berbeda, mulai dari metode belajar, pola pikir, pola interaksi sosial yang dibentuk, metode mengelola biaya hidup, bahkan kreativitas yang diciptakan tentu saja berbeda. Maka, penting untuk memperhatikan 7 kiprah penting yang harus dipersiapkan sebagai mahasiswa baru, diantaranya:

1. Kenali Potensi Diri

Diri sendiri mempunyai peranan paling besar untuk menggali potensi. Potensi yang dimiliki setiap orang tentunya berbeda-beda. Potensi diri yang dimiliki oleh seseorang berpengaruh besar pada pembentukan terhadap pemahaman diri sendiri, dan berkaitan dengan prestasi yang hendak diraih. Pengenalan akan kekurangan serta kelebihan seseorang akan membantu orang tersebut mengembangkan dirinya baik secara fisik maupun mental. Potensi diri pada umumnya dibagi menjadi 3, yaitu potensi fisik, intelektual, dan emosional. Lebih jauh lagi, potensi diri ini juga harus dikaitkan dengan jurusan/ prodi lanjutan yang dipilih. Misalnya saja, saya memilih fakultas hukum oleh karena saya terbiasa dengan isu-isu sosial dan saya nyaman dengan mata pelajaran selama SMA dalam bidang sosial humaniora. Hukum juga tidak jauh dari kehidupan sehari-hari saya karena sebagian besar keluarga saya mempunyai profesi dari ilmu hukum, seperti notaris dan pengacara. Setidaknya disini, saya mendapatkan clue sebelum saya mendaftar universitas bahkan sesaat saya menjalani perkuliahan di FH.

Artinya saya sudah melihat titik akhir seorang sarjana hukum akan bekerja di bidang yang seperti apa. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua orang dimodalkan dengan "background" yang mumpuni, hanya modal "tertarik saja" pun tidak menjadi masalah. Tertarik bukan berarti kalian iseng-iseng mencoba, bukankah sebelum memilih kalian sudah browsing prodi tersebut akan mengarah ke lingkup kerja yang seperti apa. Oleh karena kalian sudah memilih, berarti rasa ketertarikan tadi akan membawa kalian untuk bisa serius menjalani prodi tersebut. Tinggal bagaimana kalian mengenali potensi dalam diri kalian, kemudian dikembangkan dan diasah seiring menjalani perkuliahan. Nantinya kalian akan terus menerus di-supply dengan ilmu pengetahuan yang sebelumnya belum pernah kalian dapatkan.

Memo stick atau sticky note di atas merupakan catatan-catatan kecil yang saya susun pertama kali setibanya di Yogyakarta pada tanggal 2 Agustus 2017. Ketika saya memutuskan akan mengambil FH sebagai disiplin ilmu saya, saya membuat target capaian dan ouput yang saya inginkan. Sticky notes masih melekat di dinding kamar saya sampai dengan sekarang ini, fungsinya agar saya selalu termotivasi dan teringatkan setiap harinya untuk konsisten melakukan target yang sudah saya tuliskan. Mustahil untuk memastikan bahwa mood kita akan selalu stabil, ada kalanya kita merasa malas-malasan dan patah semangat, sehingga seketika melihat stick notes di dinding tersebut dapat dipastikan kalian akan kembali fokus.

https://law.ugm.ac.id
https://law.ugm.ac.id

2. Menciptakan Social Circle yang Mendukung

Selama menempuh pendidikan di Pulau Jawa, interaksi sosial yang diciptakan lebih beragam. Kalian akan dipertumukan dengan orang-orang dari latar belakang suku, budaya, ras, dan agama yang berbeda-beda. Dari interaksi sosial kita akan belajar jutaan pengalaman berharga. Interaksi sosial menghasilkan komunikasi antar budaya sehingga mendorong satu sama lain untuk beradaptasi. Interaksi sosial yang terkoneksi akan mempengaruhi sikap dan tingkah laku satu dengan yang lain.

Sebagaimana menurut teori interaksi sosial, perilaku sosial masyarakat ditentukan oleh tekanan sosial yang dihadapi. Dimana perilaku diciptakan salah satunya sebagai respon terhadap lingkungan sekitar, khususnya kelompok sosial. Cara manusia berinteraksi dalam masyarakat dapat menentukan perilaku manusia tersebut. [Arum Sutrisni Putri, https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/10/161818569/interaksi-sosial-pengertian-syarat-ciri-jenis-dan-faktornya?page=all, akses 26 Juni 2020].

Kalian harus menciptakan suatu pengalaman sosial yang berkesan, semakin banyaknya koneksi (faktor eksternal), berteman dengan siapa saja, membantu kita untuk mengenali potensi diri, serta membiasakan kita beradaptasi dengan orang lain yang mempunyai latar belakang yang berbeda, sehingga dari sinilah kita dapat dikenalkan sekaligus mempelajari banyak hal.

3. Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar

Memang benar sudah sebaiknya kita mengoptimalkan batas waktu perkuliahan (4 tahun) dengan sebaik mungkin. Apabila kalian memang menargetkan lebih cepat dari 4 tahun, tentunya lebih keren lagi. KBM perkuliahan jauh lebih padat dan ringkas, mata kuliah yang ditawarkan juga cenderung lebih banyak. Setiap universitas mendistribusikan jam per SKS berbeda-beda. 3 SKS di Universitas A dapat berlangsung kurang lebih 2 jam, sebaliknya di Universitas B justru bisa menghabiskan sekitar 1 jam 15 menit (apabila kalian ngantuk dan kehilangan fokus, kalian dapat merekam KBM pada jam yang bersangkutan).

Ditambah lagi dengan basis Student-Centered Learning yang memprioritaskan kemandirian mahasiswa/i untuk bisa mengeksplor lebih terhadap mata kuliah tersebut. Di FH UGM sendiri, beberapa kelas yang diampu biasanya diiringi dengan diskusi setelah penyampaian materi oleh dosen.

Proses mengajar hanya akan berlangsung setengah jam dan sisanya akan dimanfaatkan untuk case analysis (nantinya kita akan dikelompokkan ke grup dengan metode "world cafe" atau justru melempar pertanyaan dan masing-masing mahasiswa/i akan unjuk jari untuk menjawab). Mekanisme yang serupa juga ternyata berlaku di fakultas lain, sebagaimana informasi yang saya dapatkan dari pengalaman teman-teman fakultas lain.

Jam pelajaran harus dimanfaatkan dengan saat baik, sehingga kita tidak menghabiskan banyak waktu untuk kembali mengulas pelajaran. Penjelasan yang diberikan oleh dosen pada saat dikelas jauh lebih penting daripada materi powerpoint yang telah disiapkan. PPT tersebut hanya sebagai arahan untuk mengenali topik apa yang akan dipelajari. Serta untuk menambah wawasan informasi, banyaklah mengumpulkan dan membaca referensi dari buku-buku lain (selain buku yang direkomendasikan oleh dosen). Kemudian, setelah perkuliahan selesai, selang waktu sebelum melanjutkan ke kelas yang berikutnya dapat dimanfaatkan untuk melengkapi catatan yang ada. Kalian dapat meminta teman lainnya yang juga mencatat, untuk cross-checked apakah materi yang dicatat sudah lengkap atau belum.

Agar memanfaatkan efisiensi dan efektivitas belajar, kalian perlu untuk mengulas pelajaran baik itu sehari sekali (rutin) ataupun seminggu sekali (jam belajarnya tentunya harus lebih ekstra). Cara ini untuk mengantisipasi SKS sebelum UTS maupun UAS. Sajian soal ujian di jenjang perkuliahan tidak setipe dengan soal ujian semasa SMA, soal ujian yang disediakan jauh lebih mengasah kemampuan berpikir (implementatif) dan bukan lagi mengandalkan cara kuno seperti: teknik hafal mati. Mendapatkan nilai 80-100 di perkuliah tidak semudah masa SMA, standar penilaian juga akan semakin tinggi, sehingga sudah sepatutnya dari semester 1 mulai serius belajar. Karena tidak sedikit mahasiswa/i baru pada semester 1 & 2 justru mendapatkan nilai diluar dari ekspektasi mereka.

https://ukm.ugm.ac.id/
https://ukm.ugm.ac.id/

4. Belajar Melalui Organisasi

Pengenalan terhadap Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) akan diselenggarakan oleh stiap kampus melalui UKM Expo. UKM Expo yang ada akan membantu mahasiswa baru untuk mengetahui selak beluk UKM yang ada di universitas, sistem organisasi dan cakupan kegiatan UKM. UKM mampu menumbuhkan rasa solidaritas melalui kegiatan-kegiatan yang menunjang kebutuhan mahasiswa/i, baik itu aspek kognitif, afektif, serta psikomotorik. [Mustika, et. al, Jurnal FKI UMS, 2, Oktober:227].

Seperti misalnya, satria paramartha merupakan sebuah komunitas peradilan semu di FH UGM, yang tentunya dapat mengasah keilmuan kita di bidang ilmu hukum untuk mempelajari teori-teori dasar ilmu hukum dan tata cara penyelesaian sengketa dalam lingkup peradilan pidana dan perdata. Atau organisasi non-keilmuan, seperti UKM Atletik yang dapat mengasah potensi fisik apabila ingin mumpuni di bidang olahraga, contohnya lari, lempar lembing, lompat jauh, dan sebagainya.

Organisasi sangat bermanfaat agar kalian tidak hanya menjadi mahasiswa/i kupu-kupu (kuliah pulang kuliah pulang). Organisasi sebagai wadah untuk menuangkan kreativitas kita sekaligus menjalin networking antar fakultas.

https://ukm.ugm.ac.id/
https://ukm.ugm.ac.id/

5. Kompetisi atau Perlombaan

Ikut serta dalam suatu ajang perlombaan merupakan cara jitu untuk semakin mengoptimalkan ilmu yang sedang kita pelajari selama perkuliahan. Berdasarkan pengalaman saya, untuk pertama kalinya setelah saya ikut serta dalam suatu kompetisi, saya mendapatkan banyak perubahan terutama karakter. Kala itu saya, mengikuti suatu kompetisi peradilan semu nasional yang menghabiskan waktu 6-7 bulan untuk latihan.

Kompetisi peradilan membutuhkan waktu lama karena kita harus memecahkan kasus posisi yang sangat kompleks, menyusun berkas mulai dari penyelidikan, pembuktian sampai pada persidangan, dan konsep dialog pada persidangan nantinya. Dapat dibayangkan, saya bertemu dengan orang yang sama setiap harinya dari latar belakang yang berbeda-beda pula.

Untuk itulah, ketika kalian memutuskan untuk mengikuti suatu perlombaan maka jangan pernah memilih untuk menyerah terlebih dahulu. Kerjasama yang dibangun, kemudian melakukan diskusi untuk memecahkan masalah dan brainstorming bukanlah hal yang mudah dilakukan.

Dengan interaksi yang demikian, kita belajar bagaimana menahan ego, mendengarkan orang lain, menyampaikan aspirasi dengan baik, bahkan menghargai orang lain dengan disiplin ilmu dan tata etika lainnya. Keuntungan pokok yang didapatkan yang tidak kalah penting, kita mempelajari informasi dan pengetahuan yang baru lebih dini diluar daripada materi yang disampaikan di kelas.

Dengan mengikuti perlombaan, kita juga diajarkan untuk sering membaca buku serta menerapkan teori kedalam praktek, dimana tentu saja mekanismenya berbeda. Mahasiswa baru tidak perlu khawatir untuk mencoba jenis perlombaan apa yang hendak diikuti, apabila kalian menemukan open recruitment delegates ataupun mau membentuk tim independen maka langsung saja mendaftar, dengan demikian pula kalian turut bisa menggali dan mengasah potensi diri serta fokus disiplin ilmu yang kalian inginkan nantinya.

6. Biaya Hidup Cermat

"Hemat" sudah terlalu mainstream untuk anak rantauan. Cermat menjadi padanan kata yang tepat. Pertama kali merantau, sudah sebaiknya kalian mempunyai kesadaran untuk membeli kebutuhan primer dan sekunder terlebih dahulu. Berikan batasan terhadap pengeluaran yang berlebihan. Sesuaikan pula dengan pilihan tempat tinggal dengan kebutuhan, apakah kalian akan memilih kos-kosan atau asrama tergantung pada kenyamanan kalian masing-masing.

Disisi lain, kalian dapat mencatat anggaran pengeluaran baik perhari ataupun perminggu. Agar lebih cermat juga, kalian bisa menyisihkan uang bulanan terlebih dahulu untuk disimpan untuk keperluan yang lebih mendesak atau bahkan bisa nyicil untuk bayar KKN juga keperluan wisuda. Kemudian, karena kalian mahasiswa baru dan masih ingin tau lebih banyak tentang lokasi universitas kalian, dan biasanya kalian akan melakukan jajakan kuliner dan tempat-tempat wisata, apalagi Yogyakarta dengan sejuta pesonanya.

Penting bagi kalian untuk manajemen waktu agar tidak menganggu keseimbangan kegiatan di atas, kalian dapat memilih weekend sebagai waktu yang tepat untuk melakukan kunjungan wisata. Tidak boleh sering-sering loh, tentunya hari-hari akan masih sangat panjang untuk dijalani. Dan untuk jajakan kuliner, di senggang waktu kalian dapat tracking makanan murah meriah atau yang terkenal lezat untuk didatangi, tetapi ingat masih harus mempertimbangkan budget.

Terlebih lagi pada saat diputuskan perkuliahan daring s.d Desember 2021 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, orientasi kampus dan KBM semuanya dilakukan daring, mengharuskan kalian agar menggali lebih banyak informasi terkait kegiatan apa saja yang disediakan oleh kampus kalian, baik itu UKM-nya maupun distribusi mata kuliah apa saja yang ada.

Kalian seaktif mungkin untuk menemukan jaringan yang dapat menghubungkan kalian ke senior-senior yang ada dikampus, sehingga kalian dapat menanyakan hal-hal yang ingin kalian ketahui, seperti sistem belajar, kelas apa saja yang enak untuk diambil, ada lomba-lomba apa saja yang sering dinaungi oleh masing-masing prodi, info kos-kosan, sistematika pendaftaran asrama atau pendaftaran ulang selaku mahasiswa/i baru, dan sebagainya.

Kalian juga harus mempersiapkan diri terhadap dosen-dosen siapa saja yang ada di prodi kalian serta membiasakan diri untuk belajar mandiri, oleh karena terhambatnya KBM yang tatap muka dikarenakan pandemi. 

Oleh karena itu, saya sangat menghimbau untuk setiap adik-adik yang mau melanjutkan jenjang pendidikan Universitas maupun Sekolah Tinggi dan sejenisnya, agar mencari tau beberapa informasi mengenai lokasi tujuan kita melanjutkan sekolah, bagaimana lingkungan sosialnya, interaksi sosial yang ditimbulkan, dan kebutuhan pendukung lain dalam pengembangan diri kita. Sebab pendidikan pasca SMA sudah merupakan lingkup yang berbeda, dimana skill dan kecapakan kita akan senantiasa diasah, sampai akhirnya kita tertuju pada profesi yang kita dambakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun