Stunting tengah menjadi permasalahan yang harus segera diselesaikan di Indonesia. Stunting atau gagal tumbuh bisa disebabkan oleh berbagai faktor, salah satu faktor penyebab stunting adalah kurangnya gizi. Salah satu ciri anak mengalami stunting adalah kurang tinggi badan. Namun perlu diketahu bahwa tidak semua anak yang kurang tinggi badan (pendek) termasuk dalam stunting. Balita temasuk dalam stunting ketika tinggi badannya dibawah -2 standar deviasi.Â
Desa Bandarsedayu, Kecamatan Windusari menempati posisi ke-3 jumlah kasus stuntung terbanyak di Kecamatan Windusari. Dengan jumlah anak stunting 22 anak. Oleh karena itu, kader PKK Desa Bandarsedayu, bersama pemerintah Desa Bandarsedayu menyelenggarakan kegiatan pemberian makanan tambahan (PMT) secara rutin. Kegiatan PMT dilaksanakan mulai dari tanggal 1 November 2022 sampai dengan bulan Januari 2023.  Kegiatan pemberian makanan tambahan dilaksanakan setiap hari di balai desa Bandarsedayu. Sesuai slogan pencegahan stunting, yaitu satu telur setiap hari, maka pemberian PMT berupa telur dan beberapa makanan lain. Makanan lain yang dimaksud berupa makanan ringan bergizi seperti puding dan buah-buahan. Namun, per tanggal  21 November 2022, pemberian makanan tambahan hanya berupa telur dan susu UHT.Â
Mahasiswa Unnes Giat 3 dibawah naungan pusat pengembangan kuliah kerja nyata, LPPM Unnes yang diterjunkan di Desa Bandarsedayu, turut serta membantu pelaksanaan kegiatan PMT. Hal tersebut sebagai salah satu perwujudan pilar kesehatan dalam kegiatan Unnes Giat 3.  Sesuai dengan tagline Unnes Giat 3 Membangun Indonesia dari Desa, mahasiswa membantu kegiatan PMT dengan antusias dan bersungguh-sungguh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H