Premenstrual syndrome merupakan sekumpulan gejala fisik, psikologis, atau emosi yang dialami perempuan selama siklus menstruasi pada fase luteal, tepatnya 7 - 14 hari sebelum menstruasi (keluarnya darah dari vagina) dimulai.Â
Hal ini umum dialami oleh setiap perempuan yang sudah mengalami menstruasi, namun masih banyak orang yang salah mengartikan mengenai fenomena premenstrual syndrome atau lebih dikenal sebagai PMS ini.
Mahasiswa MBKM-MD dari Universitas Negeri Malang membuat sebuah program kreatif untuk meningkatkan pengetahuan mengenai premenstrual syndrome. Pada hari Rabu (23/11/2022) di Balai Desa Pait dengan disambut oleh antusiasme dari peserta remaja perempuan (12 - 18 tahun) diadakan kegiatan dengan tajuk Love U (Uterus) to Save You.Â
Rangkaian kegiatan dimulai dengan pembukaan, pemberian edukasi terkait premenstrual syndrome, cara pengisian jurnal, permainan menarik, dan pembagian door-prize untuk partisipan yang aktif selama kegiatan.
Pemberian materi dengan suasana santai dilakukan oleh salah satu mahasiswa dari Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang, Puspa Aprilia Trimilena. "Ada yang tahu ga sih PMS itu apa? Oh, waktu kita sensian kak! Atau waktu bawaannya pengen makan pedes kak, seblak misalnya!" Kata Puspa, ketika membuka materi terkait pengertian PMS.
Masih banyak remaja yang tidak tahu secara lengkap apa dan kapan PMS terjadi. Masih banyak yang menganggap bahwa PMS merupakan gejala yang dialami selama fase menstruasi (keluarnya darah dari vagina). "Jadi PMS itu justru terjadi sebelum kalian mengalami menstruasi, sebelum kalian 'berdarah' kalian udah marah-marah atau ada perubahan dari diri kalian yang biasanya, nah itu PMS", jelasnya.
Tidak lupa faktor-faktor penyebab, gejala fisik maupun psikologis pada premenstrual syndrome juga dijelaskan secara rinci. Semua materi tersebut kemudian dirangkum rapi di dalam jurnal yuk bebs bersamaan dengan tabel gejala yang harus diisi setiap minggunya untuk melihat intensitas kemunculan gejala, baik psikologis maupun biologis.