Mohon tunggu...
Ahmad Akmal
Ahmad Akmal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Saya adalah seorang tukang halu yang memiliki hobi menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berjalan Pelan (Pesan Tak Tersampaikan #4)

29 Juni 2023   08:38 Diperbarui: 29 Juni 2023   13:44 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

29.06.23

Menasihati orang lain mungkin menjadi hal paling mudah yang dapat manusia lakukan, namun lupa untuk menasihati diri sendiri. Yah, Aku tahu. Maka Aku berharap dengan adanya tulisan ini, Kamu menghadirkan sepenuhnya dirimu bersamamu.

Teruntuk Kamu yang sedang membaca ini-yang hidupnya tengah berjalan cepat-seakan waktu enggan melambat-mungkin bukan hari ini, mungkin bukan juga esok. Namun percayalah hal baik selalu datang di saat-saat yang baik juga. Bisa tetap berdiri di atas kaki sendiri setelah jatuh berkali-kali saja, sudah menjadi pertanda Kamu salah satu dari sedikit orang-orang yang terpilih. Kebanyakan dari kita enggan kembali bangkit bekas patah hati dan jatuh yang terakhir. Namun lihat siapa yang tengah duduk-berdiri atau bahkan mungkin berbaring-membaca lamat-lamat tulisan ini. 

Dari sekian banyak orang-yang bahkan enggan mencoba-Kamu, Tuhan ciptakan dengan keinginan dan kemauan yang kuat untuk berjuang demi apa yang Kamu yakini. Meski, mungkin, hasilnya tidak sesuai dengan apa yang Kamu harapkan. Tidak apa, tidak mengapa. Menangislah. Jangan bendung apa yang tidak bisa Kamu tahan. Biarkan air mata mengalir sebagaimana adanya, sama seperti garis waktu merangkak naik seperti itu adanya. 

Banyak hal tercipta-terjadi di luar kendali kita. Takdir manusia adalah sedikit dari banyak di antaranya. (Terlepas dari kita yang sebenarnya mampu meminta dan berusaha, kita akan selalu tiba pada kesimpulan bahwa garis cerita telah Tuhan siapkan sematang-matangnya tanpa perlu kita tahu bagaimana akhirnya). 

Maka, yang dapat Aku katakan adalah, silahkan tumbuh sebagaimana adanya. Biarkan hidup membawamu pergi entah kemana. Namun, jangan lupa untuk tetap terkendali. Kamu pemegang kendali sepenuhnya dirimu sendiri-meskipun beberapa takdir tidak bisa Kamu atur. Tanyakan lagi pada dirimu sendiri, apa yang sebenar-benarnya Kamu cari? apa yang sebenar-benarnya Kamu ingini? Terkadang, beberapa langkah mundur bukanlah suatu kesalahan-terbilang pilihan yang tepat. Coba berhenti sejenak, lihat ke arah lain dari sudut pandang yang tidak pernah Kamu duga. Cermati apa yang terjadi hingga Kamu sendiri yang menemukan apa yang sebenarnya terjadi.

Atau, jika nantinya Kamu berakhir pada kebuntuan dan ketidaktahuan tentang apa yang tengah terjadi, maka Ku rasa, tak apa sejenak berhenti. Menarik nafas dalam-dalam, mengkosongkan pikiran dan hati, lantas kembali mencermati. Umur manusia memang bertambah-meski sebetulnya berkurang-namun bukan berarti kita tidak boleh melambatkan sedikit laju kehidupan kita. Kendalikan apa yang dapat Kamu kendalikan. Berjalan perlahan, nikmati, lantas memahami. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun