Mohon tunggu...
M DKarunia
M DKarunia Mohon Tunggu... Lainnya - Pendidik

Tertarik pada bidang agama, ilmu pengetahuan dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kebiasaan Sehari-hari untuk Memandirikan dan Memakmurkan Bangsa

28 Oktober 2024   11:38 Diperbarui: 28 Oktober 2024   11:38 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belajar dari peristiwa di berbagai belahan dunia saat ini. Penjajahan Palestina oleh Israel, perang Rusia-Ukraina dan bagaimana revolusi militer dan teknologi Iran seharusnya dapat menjadi pelajaran bahwa kemandirian dan kemajuan pendidikan dan teknologi harus menjadi perhatian utama. Baru-baru ini media dikejutkan oleh kegagalan serangan Israel ke Iran karena kehebatan "Iran dome". Negara yang mendapat embargo internasional selama puluhan tahun ini mampu membuktikan dirinya sebagai bangsa yang besar dan mandiri.

Negara yang besar adalah negara yang tidak tergantung berlebihan pada negara lain. Saat ini kita sedang menghadapi sistem kapitalis yang merajalela. Mall menjamur dimana-mana, fanatisme artis barat dan brand-brand luar, hilangnya banyak lapangan pekerjaan. Nampaknya negara kita belum dapat dikatakan benar-benar merdeka. Kasus p. diddy, dan dukungan merek-merek tertentu terhadap genosida seharusnya mampu menyadarkan betapa iklan atau tayangan baik yang ada di layar tidak selalu seperti di belakangnya. Dengan semua ini, jangan anggap kita tidak dapat melakukan apa-apa,

Kita adalah bagian dari sistem yang saling terkoneksi, saya, Anda dan semua yang ada di bumi ini saling terkoneksi melalui materi, energi, teknologi, budaya dan laiinnya. Untuk mengubah suatu sistem kita bisa memulai dari mengubah diri kita. Kebiasaan kecil kita bisa berdampak besar. Kita mungkin berpikir, apa itu berguna? Mungkin pertanyaan itu jugalah yang ditanyakan oleh jutaan manusia di luar sana.

Tindakan kecil yang bisa kita lakukan antara lain:

  • Mulailah membeli kebutuhan sehari-hari dari warung dekat rumah Anda. Barangkali seribu-dua ribu yang dikumpulkannya adalah uang yang diusahakan untuk menyekolahkan anaknya. Selain itu juga mempererat persatuan dan persaudaraan dalam masyarakat.
  • Cintai produk lokal. Ayam goreng lokal mulai bermunculan di mana-mana, demikian juga pengusaha kopi lokal yang mulai mengambil alih kekosongan pasar. Banyak hal yang menguntungkan jika kita menggunakan produk lokal, yang terpenting adalah uang akan beredar di dalam negeri dan tidak keluar.
  • Jangan dikuasai teknologi. "Kuasailah teknologi dan jangan biarkan teknologi menguasaimu". Kita ada pada zaman dimana teknologi telah mengubah secara signifikan hidup kita. AI sangat membantu banyak pekerjaan, tapi sering kali, disalah gunakan. Orang diberi kemudahan untuk mendapatkan jawaban sampai otaknya sering tidak digunakan untuk berpikir. AI semakin  cerdas dan manusia mungkin kebalikannya. Ledakan pager di Lebanon seharusnya dapat menjadi pelajaran bagi kita semua. Apakah hp dan perangkat kita ini benar-benar baik?
  • Jangan menghujat karya anak bangsa. Sekecil apapun penemuan dan teknologi yang dihasilkan anak bangsa jangan kita hujat. Penemuan tidak selalu sempurna. Dari penemuan-penemuan ini barangkali dapat memotivasi yang lainnya untuk berinovasi.
  • Belajar yang rajin. Bangsa yang cerdas akan disegani dan tidak mudah di jajah. Lihatlah bagaimana ketertinggalan negara-negara di Afrika menyebabkan mereka tidak mampu mengelola sendiri sumber daya alamnya dan menjadi ibarat "ayam mati di lumbung padi".
  • Meningkatkan iman dan taqwa kita dan keluarga kita. Didiklah diri kita dan keluarga kita dengan berlandaska ajaran agama. Mereka yang beriman akan takut pada Tuhan untuk melakukan korupsi. Bukankah korupsi adalah induk dari hampir semua permasalahan di negara kita? Bayangkan jika negara kita bebas dari korupsi, betapa makmur dan mandirinya kita.
    Sumber: https://islamic-center.or.id/ 
    Sumber: https://islamic-center.or.id/ 

Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun