Artificial intelligence (AI), Quantum computer, Brain-Computer Interface  (BCI) dsb, beberapa hal dari dunia fiksi yang sekarang mulai terwujud di dunia nyata, suatu saat mungkin akan benar-benar mengubah wajah dunia pendidikan kita atau yang lebih dikenal dengan istilah disrupsi teknologi.Â
Sekarang saja, peran guru yang selama ini paling banyak diyakini mayoritas guru yaitu mentransfer ilmu, sudah banyak tergantikan oleh teknologi. Siswa sudah dapat mengakses jawaban pertanyaan  secara langsung dengan mesin pencari google atau bertanya langsung kepada AI.Â
Untuk menggidentifikasi gambar, telah tersedia google lens. Untuk menerjemahkan sudah ada google translate. Untuk membuat gambar/ lukisan, sudah banyak yang menggunakan AI. Zoom/Gmeet dll untuk menggantikan fungsi ruang kelas. Dan masih banyak lagi contoh yang lain.
Namun apakah teknologi ini kelak akan bisa menggantikan posisi guru?
Jawabannya adalah tergantung pada personal guru tersebut. Apakah Anda sebagai guru hanya akan menjadi guru yang mentransfer ilmu pengetahuan? Yang penting mengajar dan memberi tugas. Kalau jawabannya demikian maka suatu saat Anda tidak akan lagi diperlukan karena teknologi akan menggantikannya.
Tapi jika Anda berkomitmen menjadi guru yang berdedikasi dengan menyediakan jalan bagi siswa untuk mendapatkan ilmu, menyediakan rambu-rambu/ petunjuknya dan membuat siswa mengambil hikmah dan manfaat dari ilmu yang diajarkan dan menanamkan akhlak dan keimanan, rasa takut dan taat kepada Tuhan, maka itu tidak bisa tergantikan oleh teknologi manapun.
Sudah saatnya kita mengubah pardigma mengajar menjadi pendidik. Sebuah kalimat kuno, yang ternyata sampai saat ini masih sulit untuk diwujudkan. Seharusnya kita bukan lagi hanya berfokus pada materi dan hafalan materinya, tapi apa nilai-nilai karakter, manfaat dan hikmah yang bisa didapatkan dari materi yang kita sajikan, sehingga kita bisa membimbing siswa kita bukan hanya menjadi manusia yang pintar, namun juga berakhlak mulia dan mampu mengamalkan ilmu yang telah didapatkannya untuk kebaikan. Â Sudah saatnya kita menjadi guru yang meniatkan profesi kita untuk mengabdi kepada Tuhan yang Menciptakan kita - Allah SWT, agar apapun yang kita lakukan bernilai ibadah. Bukankah Allah SWT berpesan kepada kita di dalam Al-Qur'an Surat Az Zariyat ayat 56 bahwa: " Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku".
Jika guru hanya mengajarkan pengetahuan, maka profesinya kelak akan lenyap. Jika sekolah hanya menjadi bangunan tempat belajar maka suatu saat juga akan lenyap karena teknologi akan menggantikannya. Pendidikan pada akhirnya harus mengambalikan martabat manusia ke posisi yang seharusnya dimana mesin/teknologi tidak dapat menyerupainya yaitu manusia yang berkesadaran tentang siapa Penciptanya dan dengan tujuan apa ia diciptakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H