Pada suatu hari Raja Namrud hendak membakar Nabi Ibrahim AS karena mengajarkan tauhid pada umatnya. Pada saat api hendak dinyalakan untuk membakar Nabi Ibrahim AS, seekor burung pipit yang melihat peristiwa tersebut bergegas terbang ke danau. Lalu burung pipit bergegas menuju kembali kearah api, setelah dekat dengan api, ia lantas menuangkan tetesan air dari paruhnya ke arah api. Lalu, ia kembali ke danau mengambil air. Hal ini ia lakukan berulang-ulang.
Melihat kejadian tersebut, seekor gagak yang berada di tempat tersebut kemudian bertanya, "Hei, apakah yang sedang kamu lakukan, Pipit?"
"Aku hendak mengambil air untuk memadamkan api," jawab pipit.
Gagak kemudian bertanya kembali, "Api apa?"
"Api yang disiapkan oleh Namrud untuk membakar Ibrahim," jawab burung pipit.
Gagak pun merasa heran dan bingung denga napa yang dilakukan burung pipit. Dia bertanya-tanya dalam hati, bagaimana mungkin sedikit tetesan air yang dibawa pipit mampu memadamkan kobaran api.
Gagak kemudian kembali bertanya, "Apakah kamu yakin bahwa dirimu dapat memadamkan api sebesar itu? Apakah yang kamu lakukan itu tidak sia-sia?
"Aku mengerti bahwa air yang ku bawa ini tidak dapat memadamkan kobaran api yang hendak membakar Ibrahim, karena memang hal itu berada di luar kemampuanku. Tapi setidaknya memiliki alasan mengapa melakukan hal itu." Kata burung pipit.
Gagak bertanya: "Apakah alasanmu melakukan itu?" Burung pipit lelu menjawab, "Setidaknya, aku memiliki alasan di hadapan Rabbku kelak, di pihak siapa aku berdiri. Setidaknya, aku melakukan sesuatu dan siapakah pihak yang aku bela."
Kisah ini diadopsi dari buku The Prophets: Kisah Hikmah 25 Nabi Allah oleh Dian Novianti.