Mohon tunggu...
M DKarunia
M DKarunia Mohon Tunggu... Lainnya - Pendidik

Tertarik pada bidang agama, ilmu pengetahuan dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Alam Semesta: Mahakarya Sang Pencipta

17 Agustus 2023   16:19 Diperbarui: 17 Agustus 2023   16:30 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alam semesta kita dimulai dengan ledakan ruang itu sendiri. Mulai dari kepadatan dan suhu yang sangat tinggi, ruang meluas, alam semesta mendingin, dan elemen paling sederhana terbentuk. Gravitasi secara bertahap menarik materi bersama-sama untuk membentuk bintang pertama dan galaksi pertama. Galaksi dikumpulkan menjadi cluster dan supercluster. Beberapa bintang mati dalam ledakan supernova, yang sisa-sisanya menghasilkan generasi bintang baru dan memungkinkan pembentukan planet berbatu. Di antaranya ada satu planet seperti itu, kehidupan akhirnya membentuk suatu kesadaran---Kita. Dan kita pun akhirnya bertanya-tanya, "Dari mana kita ini berasal?" "Apakah kita ada tanpa sebuah tujuan?"

Kita adalah bagian dari alam semesta dan sekaligus diri kita ini pun sebenarnya merupakan alam semesta yang besar. Kehidupan kita diwarnai dengan penyaksian berbagai kejadian alam yang menakjubkan. Saat kita melihat suatu fenomena di alam semesta ini, termasuk yang ada dalam diri kita sendiri, kita kagum dan kadang terkejut akan kerumitan, keteraturan dan keseimbangannya. Sebenarnya semua fenomena alam yang terjadi, apabila benar-benar kita amati dan renungkan pastilah menyimpan suatu pesan di dalamnya. Pesan yang seringnya kita abaikan, kita lupa pada siapa pencipta kita, apa hakikat diri kita sebenarnya dan dengan tujuan apa kita diciptakan.

Kerumitan, keteraturan dan keseimbangan alam ini sebenarnya merupakan bukti nyata yang tidak terbantahkan akan adanya Sang Pencipta sekaligus Sang Pengatur--- Allah SWT. Dialah Ar-Rasyid, Sang Maha Pandai, dan alam semesta yang kita diami ini adalah salah satu mahakarya ciptaan-Nya.

Namun nyatanya masih banyak yang meyakini bahwa alam semesta ini terjadi secara kebetulan tanpa adanya Pencipta. Semua proses yang ada terjadi secara sendirinya tanpa ada yang mengaturnya. Padahal Tuhan telah memperingatkan manusia melalui Al Qur'an:

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan air sesudah mati (kering)nya dan dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan anatara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. (QS Al Baqarah 164)

Apakah semua bukti yang terhampar di alam semesta ini belum cukup? Padahal Allah SWT telah memberikan kepada manusia indera untuk mengamati setiap kejadian dan merenungkannya sehingga pada akhirnya manusia mampu "menemukan-Nya".

Maka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi, sehingga hati (akal) mereka dapat memahami, telinga mereka dapat mendengar? Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada (QS Al Hajj 46).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun