Gambar di atas adalah isi Pidato Seratus Kata ( bizzn) yang merupakan tanda Penghormatan Kaisar Tiongkok kepada Islam khusunya kepada Nabi . Pidato seratus kata ini ditulis oleh Kaisar Hongwu yang bernama Zhu Yuanzhang yaitu kaisar pertama Dinasti Ming pada abad ke-14. Masa ini merupakan zaman keemasan Islam di Tiongkok. Umat Islam sepenuhnya terintegrasi dan beradaptasi ke dalam masyarakat Han (Cina) dengan mengadopsi beberapa tradisi mereka sambil tetap berpegang pada teguh pada ajaran Islam.
Meskipun seorang non-Muslim, Kaisar Yuanzhang memiliki kekaguman yang mendalam terhadap Islam. Beliau bahkan menugaskan pembangunan masjid di beberapa tempat seperti Yunnan, Nanjing, Fujian, dan Guangdong. Dia kemudian memerintahkan salinan puisinya untuk dipajang di masjid terdekat.
"Dan tiadalah kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam."
(QS. Al-Anbiya [21]: 107)
Allah tidak memilih seorang yang memiliki kekuatan fisik terkuat dan terhebat, dari kalangan paling berkuasa dan yang paling cerdas untuk menjadi panutan bagi umat manusia, namun pilihanNya jatuh pada seorang manusia sederhana yang penuh cinta dan kedamaian, berakhlak paling mulia, dia berhasil merepresentasikan sifat Ar-Rahman- Dialah Nabi Muhammad .
Islam bukan agama yang sebatas mengatur ritual menyembah Tuhan. Islam merupakan sistem kehidupan manusia yang dijalankan melalui penyerahan diri terhadap kehendak Pencipta dan Penguasa kehidupan yaitu Allah dalam berhubungan dengan-Nya, dengan sesama manusia, organisme lainnya dan bahkan lingkungan alamnya. Islam mengatur hubungan semua makhluk bahkan dengan burung-burung dan semut sekalipun. Islam hadir di bumi ini untuk mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi sesama manusia maupun alam semesta. Maka untuk melihat Islam yang sebenarnya kita harus memposisikan diri sebagai bagian dari sistem alam semesta.
"Sesungguhnya Allah telah mengutusku untuk menyempurnakan akhlak yang agung." (HR. Bukhari)
"Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling mulia akhlaknya."
(HR Ahmad)
"Tidak ada sesuatu yang paling berat timbangan orang Mukmin di akhirat nanti daripada akhlak yang mulia."
(HR Tirmidzi)
Akhlak tidak hanya terbatas pada nilai sopan santun terhadap orang yang lebih tua atau orang yang patut dihormati. Akhlak juga mencakup akhlak kepada Allah (hablun minallah) dan kepada sesama manusia (hablun minannas), serta akhlak terhadap alam dan seluruh isinya.
"Dakwah Islam yang sesungguhnya adalah akhlak seorang muslim."
(Nouman Ali Khan)