"Aing mah geus teu loyal-loyal. Persib mah darah daging Aing!" tegas Mang Ayi Beutik, suatu ketika. Dalam sebuah wawancara di Bandung TV, ia tampak tegap dan sepertinya orangnya easy going, sangat mungkin punya nyali besar dalam mengelola ritme dukungan para bobotoh yang 'sangar' dan ribuan jumlahnya.
Saya belum tahu artinya Beutik dan kenapa Mang Ayi menjadi disebut Mang Ayi Beutik. Yang pasti sejak beberapa tahun silam, orang ini mencuat ke permukaan dan disebut-sebut sebagai Panglima Viking Persib atau semacam Korlap (Koordinator Lapangan) para bobotoh (pendukung) Viking Persib, nama sebuah kelompok pendukung tim sepak bola Persib paling menonjol.
Meski umur eksistensi dan dukungan terhadap Persib sudah puluhan tahun (Persib berdiri sejak 1933), sedangkan Mang Ayi Beutik pupuhu bobotoh generasi belakangan, namun dalam konteks ini, ia bisa disebut pemegang tongkat estafet kepemimpinan para bobotoh yang juga turut membesarkan nama Persib.
Viking Persib berperan meluaskan daya rekrut dan mengkonsolidir massa bobotoh asal Pasunda, serta menyemarakkan aspek entertain dan produksi serta penjualan merchandise Persib. Jangan lupakan, Viking Persib berkontribusi memompa gairah permainan Persib. Viking Persib yang dikomandani Mang Ayi Beutik adalah pemain ke-12.
Akhirnya, tidak semua orang menyukai Mang Ayi Beutik. Namun ada benarnya bahwa jika ada pihak tertentu yang ingin meriset evolusi 'kultur' tribun di Indonesia, maka mustahil untuk menuliskannya tanpa menyebutkan namanya: Ayi Beutik.
Setelah dirawat di Rumah Sakit Advent, Bandung, kemarin tersiar kabar di twitterland bahwa Mang Ayi Beutik wafat. Selamat jalan, Mang. Innalillahi wainna ilaihi rooji'uun. Pertandingan Persib vs Persija jam 15:30 WIB hari ini (10/08/2014) di Stadion Utama Glora Bung Karno adalah laga pembuka, dan harus didedikasikan buat Anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H