Pemberitaan razia makanan warteg milik Sainah di kota serang oleh satpol PP menjadi topik yang hangat belakangan ini. Dunia maya saling berdebat dengan berbagai meme, artikel, sapnduk, dsb siapa yang benar dan siapa yang salah.
Manusia sebagai makhluk sosial seharusnya dapat saling menghargai. Dalam Islam sendiri ucapan salam yang selalu diungkapkan adalah doa kedamaian “assalamualaikum (peace be upon you)”.
Terkait dengan razia warteg nenek Sainah menurut gue itu merupakan bentuk ego. Karena ada musafir, wanita haid, dan berbagai golongan lain yang tidak diwajibkan puasa. Sangat disayangkan apabila makanan hasil razia menjadi mubazir sementara masih banyak orang yang kelaparan. Di Islam sendiri tidak ada larangan untuk membuka warung makan pada saat ramadhan. Membuka warung makan di siang bolong memang juga menggoda. Oleh karenanya saling menghargai adalah hal yang dibutuhkan. Gordeng, penutup, dsbnya harus terpasang. Hal itu sebagai saling memberikan pengertian kepada sesama.
Teguran dengan cara yang halus dan efisien seharusnya dapat lebih ditekankan, bukan dengan ego. Supaya tujuan yang dituju dapat tercapai dan antar masyarakat dapat saling menghargai. Bukan tindakan yang memicu konflik dan perdebatan panas di dunia maya. Indonesia diperjuangkan bersama oleh berbagai lintas agama dan Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa. Bukan berarti harus mengikuti tetapi saling menghargai, karena dari menghargailah terciptanya perdamaian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H