Mohon tunggu...
Patricio
Patricio Mohon Tunggu... Administrasi - Pengamat

pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Makna Dibalik Sisi-Sisi Uang Koin

25 November 2022   18:57 Diperbarui: 2 Maret 2023   09:51 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan ekonomi dunia sedang dihadapkan dengan tantangan resesi ekonomi yang kerap didegukan saat ini, pemberitaan beberapa hari lalu yang dilansir Kompas, perkembangan ekonomi makro diatas merupakan hal yang menarik sebagai pertimbangan perilaku dan sikap individu sebagai warga negara dalam menjalankan ekonomi mikronya. periku konsumen dalam ekonomi mikro tidak terlepas dengan adanya transaksi keuangan yakni melalui alat pembayaran yang berlaku.  Sistem pembayaran zaman now ini dikenal tunai dan non tunai (berbagai variasinya). 

Sistem pembayaran konvensional secara tunai dengan uang kertas maupun uang koin/logam masih eksis di daerah meskipun peluang pasar yang menjanjikan kemudahan transaksi non tunai yang beragam saat ini cukup dengan sekali klik, akan tetapi beberapa status di media sosial atau media mainstream menujukkan daerah di Indonesia menolak transaksi uang koin yang merupakan salah satu alat pembayaran selain uang kertas yang sampai saat ini dijamin negara, dengan berbagai alasan, seperti pada salah satu pemberitaan ini, kiranya perlu beberapa pemahaman akan pentingnya uang koin  dalam proses pembayaran dalam menunjang ekonomi negara. 

Uang koin/logam yang terkenal dengan nominalnya yang kecil, 25-1000 rupiah berpengaruh besar terhadap harga pasar. sebagai contoh bukan rahasia umum lagi setiap menjelang hari raya besar atau terjadinya kelangkaan komoditi menyebabkan kenaikan harga komoditi, target salah satu komoditi dinaikkan 400 rupiah akan tetapi dengan alasan penggunaan uang logam yang kurang efektif, komoditi tersebut dinaikkan ke 1000 rupiah dari harga awal (uang kertas paling rendah 1000 rupiah), contoh lain satu produk yang dijual 12.650 ribu rupiah dinaikkan menjadi 13.000 dengan alasan uang koin kembalian yang tidak ada, disini terjadi kenaikan harga yang melampaui target dan membebankan konsumen, disinilah letak dari peran uang koin dalam memonopoli harga pasar sehingga tidak memberatkan konsumen dengan lonjakan harga yang signifikan. 

secara sederhan uang koin dapat dijadikan  salah satu indikator dari kemajuan suatu wilayah yang masih menerima transkaksi tunai  uang koin dengan hubungannya dengan interval harga (mahal-murah) komoditi yang berlaku, tak lupa uang koin merupakan persedian ideal bagi anak kos/mahasiswa/pelajar perantau dalam menghadapi saat-saat yang membutuhkan kontigensi transaksi tunai, dan kerap tidak menutupi kemungkinan uang tersebut dapat disumbangkan jika konsumen tidak berniat mengambilnya di swalayan/tempat yang memakai uang koin. akhir dari tulisan ini tanggapan BI soal uang koin dalam menambah wawasan kita, salam. https://www.cnnindonesia.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun