Menurut (Tarbiyah, 2017) pada penilitiannya ialah budaya organisasi ibarat sebuah bangunan yang terdiri dari beberapa lapis, seperti nilai-nilai (Values) di level atas, asumsi dasar (Basic Assumptions) pada level tengah. Dan artefak (Artefacts) pada level bawah. Lapisan-lapisan dalam budaya organisasi merupakan satu kesatuan utuh tak terpisahkan. Dalam kontruksi demikianlah yang menggambarkan secara keseluruhan sebuah organisasi. Salah satu aspek yang dipengaruhi oleh budaya organisasi adalah pengambilan keputusan. Kebijakan strategis yang diturunkan dalam keputusan strategik bukanlah factor yang berdiri sendiri dalam kehidupan organisasi, tetapi mengacu pada budaya yang terbangun pada organisasi tersebut.
Menurut Colquitt, Lepine & Wesson (2009: 119), pengambilan keputusan adalah proses pemecahan masalah melalui identifikasi alternatif pemecahan masalah dan menetapkan alternatif yang paling sesuai. Menurut Salusu (2016:47), adalah "proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi. Proses itu menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi". Budaya organisasi berpengaruh langsung terhadap pengambilan keputusan. Hasil inl memberikan makna bahwa efektifitas dalam pengambilan keputusan, salah satunya ditentukan oleh budaya organisasi.
Kasus 1 : Rumah Kopi dan Galeri Seni Kopiganes memiliki budaya organisasi yang kurang bagus karna hampir sebagian standar operasional yang ada di kopiganes tidak berjalan baik pada beberapa karyawan kopiganes yang rata-rata mahasiswa, sehingga manajer mengalami kesulitan terhadap pengambilan keputusan. Di kopiganes sendiri mempunyai produk yang sangat digemari oleh konsumen yaitu kopi manual brew dengan jenis kopi nusantara terutama kopi toraja enrekang. Dengan responden laki-laki sebanyak 8 orang dan wanita 2 orang teknik pengolahan data tarbulasi silang hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa budaya organisasi mempunyai dampak yang signifikan terhadap pengambilan keputusan di Rumah Kopi dan Galeri Seni Kopiganes.
Kasus 2 : Faktor budaya organisasi yang dominan dalam mencapai keberhasilan suatu organisasi, namun seringkali tidak sesuai dengan peraturan yang ada. Benturan budaya dalam etika administrasi negara terkait dengan gratifikasi yang menjadi permasalahan dalam kegiatan pemerintahan.
Kasus 3 : kurangnya penelitian yang secara khusus mengulas pengaruh budaya dalam proses pengambilan keputusan pada komunikasi CSR di Indonesia. Hal ini menjadi penting karena budaya merupakan salah satu keunikan masyarakat Indonesia yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dalam proses komunikasi CSR
Solusi pada kasus 1 : solusi yang dapat diberikan pada kasus 1, yaitu adanya pelatihan pada karyawan dalam pendekatan budaya organisasi. Solusi pada kasus 2 : Pemerintah harus berupaya untuk meminimalisasi budaya luar melalui tekanan eksternal yang akan merusak tatanan budaya yang ada di Indonesia. Solusi pada kasus 3 : memperhatikan perbedaan budaya masyarakat di setiap daerah dalam proses pengambilan keputusan terkait CSR perusahaan. Hal ini dapat dilakukan melalui pendekatan partisipatori yang melibatkan masyarakat dalam merumuskan program CSR yang sesuai dengan nilai budaya local.
Â
Â
Daftar Pustaka
Colquitt, Jasoon A., Jeffery A. Lepine & Michael J. Wesson, Organizational Behavior Boston: McGraw Hill, 2009
Hidayat, Pandu. Dan Muh. Alhadid. Peran Budaya Organisasi Terhadap Pengambilan Keputusan. 1-12.