Mohon tunggu...
Mohammad Afif Hidayatulah
Mohammad Afif Hidayatulah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia Abadi dalam kebahagiaan

Bismillah lancar jaya dalam segala hal.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hidup Terlalu Indah

15 Juli 2021   18:54 Diperbarui: 15 Juli 2021   19:09 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kakiku gemetar sudah sangat susah untuk bergerak. Kedua tanganku mengepal dengan keras dan nafas yang menggebu-gebu di hiasi mata merah dan bekaca kaca.

Aku sampai di rumah dengan sangat lemas dan lelah, aku sadar tenagaku sudah habis, aku berjalan dengan sabar sambil berkata kasar dan merintih bahkan kepalan tanganku tetap mengepal dengan keras. Aku sudah tidak kuat dan hanya bisa pasrah jika nyawaku di ambil hari itu.

Aku melihat sebuah ruangan gelap tak bercahaya, aku berjalan perlahan masuk ke ruangan gelap itu, udara dingin membelai seluruh ragaku dan disaksikan oleh para penghuni penghuninya. Aku menyalakan lampu dengan sisa kekuatanku yang masih tersisa.

 

Lantas aku membuka celanaku, dan duduk di closet WC tercintaku~~

Untung tidak pecah di jalan. Jika hal itu terjadi maka selesai sudah. Hal ini benar benar membuatku merasa lega

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun