Masyarakat dikejutkan dengan kabar gembira yang datang dari dua perusahaan teknologi terbesar di Indonesia, yaitu Gojek dan Tokopedia yang resmi merger dengan nama grup yakni GoTo. William Tanuwijaya William Tanuwijaya melalui Instagram pribadinya pada Senin (17/5/2021) menulis pesan, "Dua perusahaan teknologi terbesar di Indonesia telah resmi bersatu dalam satu payung yang sama bernama GoTo". GoTo yang merupakan gabungan dari kata Gojek dan Tokopedia juga memiliki filosofi lain yang mengandung unsur kebudayaan lokal, yakni semangat bergotong royong. William Tanuwijaya juga memiliki harapan dengan tergabungnya dua perusahaan tersebut agar percepatan pemulihan ekonomi pasca pandemi lebih cepat melalui peleburan visi misi antar kedua perusahaan tersebut.
Pandemi Covid-19 yang masih melanda beberapa negara dan berdampak buruk bagi perekonomian, menyebabkan informasi merger tersebut ibarat angin segar yang dinantikan oleh seluruh masyarakat terdampak yang kini dibuat optimis, seperti pekerja dan pelaku usaha, sekaligus merupakan upaya yang menarik untuk ditunggu seberapa berdampaknya bagi masyarakat. Beberapa informasi yang dirilis oleh beberapa media massa maupun independen yang secara masif memberikan informasi yang sama. Beberapa informasi tersebut menjadi topik yang direncanakan secara terstruktur sehingga diharapkan dapat berdampak positif di mata masyarakat.
Informasi berikutnya datang dari siaran pers yang digelar oleh CEO GoTo Group, yakni Andre Soelistiyo yang memberi pernyataan bahwa driver Gojek berpeluang dapat mengirim dan mengantar lebih banyak paket Tokopedia. Sehingga driver Gojek dapat menghasilkan pendapatan yang lebih besar. “Mitra dagang dari semua ukuran akan mendapatkan keuntungan dari solusi bisnis yang diperkuat dan kami akan menggunakan skala gabungan kami untuk meningkatkan inklusi keuangan di wilayah berkembang dengan potensi pertumbuhan yang belum tergali,” kata Andre sebagaimana dilansir oleh CNBC Indonesia.
Sementara itu, Presiden GoTo Group, Patrick Cao memberi pandangan bahwa model bisnis masa yang akan datang akan lebih beragam, bersifat stabil dan berkelanjutan. GoTo Group juga memiliki keyakinan bahwa pengaruh merger dapat meningkat lebih dari 2% terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia.
Kemunculan stimulus berupa pengumuman dan informasi tentang pendirian grup hasil merger kedua perusahaan tersebut menghasilkan berbagai respons di media sosial. Salah satunya terdapat di Twitter. Berikut beberapa tweet yang dikutip, seperti “Ngeri ! #GoTo !” ucap tweet dari Dr. Tirta seorang dokter sekaligus influencer produk lokal. Tanggapan lain berupa ungkapan, “Historical moment! Welcome #GoTo -> #Gojek and #Tokopedia Heart suit. The combined entity covers products across the entire internet ecosystem -> payments, e-commerce, mobility, delivery, logistics, entertainment and more. Historical moment! Welcome #GoTo -> #Gojek and #Tokopedia Heart suit” ucap tweet dari @vikramadhiman. Sementara tanggapan lain diberikan oleh @bovaxsholeh , “@gojekindonesia dan @tokopedia. yakin bisa jadi duet yg berbahaya di dunia digital kaya sekarang. yakin dan berharap orderan makin meningkat dan para mitra bisa menyentuh sejahtera .. #GOTO”
Pada fenomena diatas, tampak muncul proses interaksi yang berlangsung secara virtual dalam sebuah media baru yaitu media sosial. Beberapa tanggapan tersebut merupakan sebagian kecil dari respons keseluruhan masyarakat mayoritas sehingga dapat mewakili respons atas penerimaan informasi yang sebelumnya hadir akibat keberadaan stimulus yang diberikan oleh perusahaan tersebut, yakni GoTo Group melalui berbagai media digital termasuk pers.
Fenomena ini dapat dikaji melalui teori yang sebelumnya sudah dikatakan oleh J.B. Watson, yaitu Teori S-R yang berisi pemahaman bahwa tingkah laku manusia merupakan wujud dari respons atas stimulus yang dimunculkan oleh lingkungan sekitar. Serta dapat juga ditelaah melalui teori fungsional yang disampaikan oleh Daryl Beum, bahwa di dalam interaksi sosial terdapat dua macam hubungan fungsional, namun fenomena yang tampak dalam penyebaran informasi tentang GoTo Group hanya timbul berupa hubungan fungsional yang memiliki kontrol penguat (reinforcement control).
Pada teori perilaku yang tampak pada teori Stimulus-Respons, memberikan pemahaman bahwa apabila respons yang diberikan positif dan mendapatkan ganjaran (reward) maka akan terus berulang, sedangkan jika stimulus mendapat respons negatif (mendapat hukuman) maka akan dihindari. Dalam fenomena penyampaian stimulus yang diberikan oleh pihak GoTo, menghasilkan banyak respons positif melalui berbagai bentuk ungkapan salah satunya melalui Twitter pribadi. Respons tersebut dianggap dukungan dari mayoritas kalangan masyarakat yang memiliki harapan dan optimis terhadap penggabungan kedua perusahaan tersebut agar dapat memberikan dampak positif terutama bagi kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Sementara pada teori fungsional, fenomena berupa interaksi yang timbul antara GoTo Group dengan publik memiliki hubungan fungsional yang memiliki kontrol penguat atau reinforcement control. Pengaruh pemberian ganjaran berupa pembangkitan ekonomi secara keseluruhan atas keberadaan merger perusahaan tersebut, memberikan dampak besar bagi respons yang ditimbulkan. Sehingga secara keseluruhan, masyarakat Indonesia terutama para pelaku usaha memiliki harapan serupa, yaitu dapat secara bersama bermitra untuk berjualan dan menggunakan jasa sebagai konsumen agar secara bersama dapat menstimulasi pertumbuhan ekonomi negara. Pemberian ganjaran tersebut menghasilkan beragam respons positif yang masif dan menghasilkan proses operant response yang merupakan tindakan yang berorientasi pada ganjaran.
Interaksi yang timbul di berbagai media terutama media sosial antara GoTo Group dengan publik memunculkan berbagai fenomena yang menarik terutama dari sisi sosiologis. Terbukti bahwa beberapa teori tentang sosiologi informasi yang dapat menunjukkan keberadaan stimulus dan menghasilkan respons sehingga dapat digolongkan sebagai bentuk dari interaksi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H