Mohon tunggu...
Muhammad Daffa
Muhammad Daffa Mohon Tunggu... Lainnya - Blog pribadi

Halo semuanya!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Olahraga dan Kebudayaan

3 Desember 2020   22:46 Diperbarui: 3 Desember 2020   22:55 3200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Olahraga adalah aktivitas gerak manusia menurut teknik tertentu, dalam pelaksanaannya terdapat unsur bermain, ada rasa senang, dilakukan pada waktu luang, dan kepuasan tersendiri. Manusia sendiri adalah mahkluk hidup yang aktivitasnya sangat tinggi. Rutinitas yang sangat tinggi tersebut harus ditunjang dengan kondisi psikologis dan fisik tubuh yang seimbang. Keseimbangan kondisi fisik dan psikologis tersebut dapat dicapai dengan usaha manusia melalui aktivitas olahraga dan rekreasi yang bertujuan mengurangi tegangan-tegangan pada pikiran (refreshing dan relaksasi) (Ekrima, 2009).

Sejarah olahraga menurut Pandjaitan menyatakan "Kata-kata gerak badan, pendidikan jasmani, olahraga, dan sport adalah istilah yang populer dilingkungan masyarakat Indonesia. Semua istilah tersebut adalah gabungan pengertian buat segala bentuk latihan jasmani yang dilakukan dengan sukarela, dengan maksud memperkuat otot-otot yang terdapat dalam tubuh manusia. kata sport berasal dari bahasa latin disportate, yang artinya menyenangkan, menghibur, dan bergembira ria. Jadi dapat dikatakan bahwa sport ialah kesibukan manusia untuk menggembirakan diri sambil memelihara kesegaran jasmani" (Pandjaitan, 1985).

Olahraga memiliki keterkaitanya dengan budaya. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal- hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia, dalam bahasa inggris kebudayaan disebut culture yang berasal dari kata latin colere yaitu mengolah atau mengerjakan dapat diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. kata culture juga kadang sering diterjemahkan sebagai "Kultur" dalam bahasa Indonesia (Suprayogo, 2001). 

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa sebagaimana juga budaya merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.

dok. pribadi
dok. pribadi
Dalam kehidupan sehari-hari, olahraga juga mempunyai kaitan yang erat dengan budaya. Olahraga sendiri secara umum diartikan menjadi kegiatan yang bertujuan dalam menjaga kebugaran serta kesegaran tubuh, baik secara jasmani atau juga rohani. Kemudian budaya merupakan suatu bentuk hasil karya manusia dimana berasal dari hasil proses belajar manusia.

Dapat diartikan juga bahwa Budaya ialah segala bentuk aktivitas manusia mulai dari bangun tidur hingga kembali tidur. Dimana serangkaian aktivitas kegiatan itu mempunyai sifat yang dinamis dan berasal dari pengetahuan guna memenuhi kebutuhannya. Lalu budaya juga diwariskan secara turun-temurun, sudah sejak zaman nenek moyang sampai pada generasi penerus seperti sekarang ini. Budaya itu meliputi kebiasaan, tingkah laku, sistem, peraturan serta norma yang berlaku. Karakteristik umum yang kerap kali dikaitkan dengan manusia ialah cara mempertahankan diri, hal ini juga dapat membawa pengaruh yang besar terhadap budaya. Ada beberapa macam pengaruh olahraga terhadap kebudayaan, yaitu :

1). Permasalahan pembangunan sosial dan budaya yang menjadi perhatian utama antara lain adalah masih rendahnya derajat kesehatan dimana 28,98% penduduk yang mengalami gangguan kesehatan dan 31,99% dari balita yang tidak pernah mendapatkan imunisasi, status gizi dan tingkat kesejahteraan sosial masyarakat, masih rendahnya partisipasi aktif pemuda dalam pembangunan nasional, belum membudayanya olahraga dan masih rendahnya prestasi olahraga (Torajakoe, 2006).

2). Pergeseran gaya hidup pun memengaruhi masyarakat dalam memandang olahraga. Berolahraga kini tidak selalu dikaitkan dengan kompetisi dan prestasi, tetapi juga karena tujuan lain, terutama sebagai gaya hidup. Itulah sebabnya, klub-klub senam kebugaran, pengobatan, dan kemolekan tubuh marak di mana-mana dan lebih populer dibandingkan senam ritmik dan cabang prestatif lainnya. Dikatakan oleh Arief Natakusumah bahwa untuk memahami dunia salah satunya dimulai dengan mempelajari olahraga paling populer yang bisa diterima (Natakusumah, 2005).

3). Pilihan jenis dan tujuan olahraga pun bergeser. Orientasi olahraga yang langsung atau tidak langsung bersifat ekonomi tumbuh semakin tajam. Orientasi ekonomi langsung, terlihat pada "perkawinan" antara olahraga dengan ekonomi. Olahraga pun kini memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Bahkan dalam dua dekade terakhir, ekonomi olahraga tumbuh makin besar. Kontribusi olahraga bagi pertumbuhan ekonomi tampak dalam pengembangan industri olahraga (Ruslan, 2006).

DAFTAR PUSTAKA

Ekrima Agustan.H.(2009). Sport center DI Yogyakarta,                                                                                                                                                                                                                     Diunduh pada 24 November 2020 http://e-journal.uajy.ac.id/2930/2/2TA11200.pdf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun