Mohon tunggu...
M.D. Atmaja
M.D. Atmaja Mohon Tunggu... lainnya -

Teguh untuk terus menabur dan menuai. Petani.\r\n\r\neMail: md.atmaja@yahoo.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Noumenus (Babak 2)

6 Januari 2010   00:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:37 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di pelataran warung kopi Kedai Cangkir,  berdiri seorang perempuan cantik di sambing mobil sedan berwarna warna hitam. Perempuan itu begitu cantik, terlihat seksi dan juga mempesonakan. Dengan tidak ia sadari, dirinya telah menjadi pusat perhatian bagi kebanyakan pengunjung Kedai Cangkir. Bahkan hampir semua pengunjung Cangkir memakukan mata pada dirinya.

Perempuan itu masuk dan dengan ragu mendekati Hartanto. "Har!" sapa perempuan itu dengan ramah.

Mendengar suara seorang perempuan memanggil namanya, Hartanto membuka mata yang kemudian mengangkat kepala setegak mungkin. Ia dapati seorang perempuan cantik berdiri di depannya sambil tersenyum dengan ramah. "Rena?" tanya Hartanto memastikan.

"Iya, aku Rena Har!" katanya sambil tersenyum, dengan masih berdiri tegak. Seperti ia ingin mengatakan: Aku memang Rena, cantik bukan! "Sudah lama, Har?" tanya Rena yang dilanjutkan dengan duduk sambil memandangi gelas yang masih penuh.

"Baru saja aku sampai di sini. Bagaimana perjalananmu?"

"Lumayan! Walau aku jarang sekali pergi sendirian, tapi ya, lumayan." Jawab Rena sambil mengibas-ibaskan tangannya di udara.

Hartanto memberikan isyarat kepada Eko atau siapa pun pelayan Cangkir yang melihat isyaratnya. Tanpa harus menunggu lama, Eko datang dengan membawa daftar menu. "Selamat datang, Mbak!" sapa Eko dengan ramah sambil memberikan daftar menu dan sebuah buku tulis. "Karena kedatangan Mbak," diam sebentar menunggu.

"Rena!" sambung Rena jelas saat dia tahu Eko sedang menunggu dirinya untuk menyebutkan sebuah nama.

"Karena kedatangan Mbak Rena, malam ini menjadi malam yang spesial."

"Lho, kenapa bisa seperti itu?" tanya Rena penasaran dengan menyerahkan daftar pesanannya.

"Masalah itu akan dijelaskan oleh Mas Har!" Jawab Eko sambil berlalu membawa pesananan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun