Mohon tunggu...
M.D. Atmaja
M.D. Atmaja Mohon Tunggu... lainnya -

Teguh untuk terus menabur dan menuai. Petani.\r\n\r\neMail: md.atmaja@yahoo.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Reinkarnasi Kosmis Langkah Memahami Diri

19 Oktober 2013   19:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:18 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Proses mencari adalah bagian dari perjalan hidup, saat dimana kita berkontemplasi atas apa yang sudah terjadi, atau apa saja yang ada di dalam ide kita. Kontemplasi terbesar manusia adalah disaat berusaha untuk memahami hakekat mengenai asal-usul dan akhir dari perjalanan (sangkan paraning dumadi). Dalam kegiatan ini, kita akan berhadapan dengan diri kita, realitas sejati yang muncul dari sanubari.

Memasuki ruang kontemplasi, seperti memasuki ruang labirin teka-teki. Membutuhkan kebulatan tekat, kesungguhan hati dan kalau tidak justru di dalamnya kita akan mengalami stagnasi. N Iksan Breykele mereduksikan perjalanan yang penuh hasrat, namun juga menyadari adanya faktor-faktor lain yang menganggu perjalanan manusia. Terlihat dalam karya berjudu “Koma” dimana kita berhenti sejenak dalam kelelahan pencarian bercampur dengan kebingungan akan eksistensi.

Dalam proses perjalanan untuk menemukan jati diri, menjadi sangat mungkin sekali pada proses awal untuk kehilangan jati diri. Tersesat sebelum menemukan jalan keluar yang membawa pada padang sabana yang luas. Kehilangan jati diri atau ketersesatan ini lahir justru disaat proses pencarian kita diliputi oleh berbagai keraguan dan jiwa kita melemah sampai akhirnya menyerah pada godaan di tengah jalan. Perlu kita ingat, perjalanan menemukan jati diri bukanlah perjalanan yang sunyi namun adalah perjalanan yang ramai bersebab adanya banyak godaan. Seperti disaat kita berpuasa.

Melalui “Koma” N Iksan Breykele berbagi pada kita sebagai kesempatan untuk kembali membulatkan tekat, mengumpulkan semangat dan mengeliminasi segala gangguan yang mengganggu perjalanan. Koma bukan akhir dari perjalanan atau masalah yang besar, namun lebih pada saat dimana kita meluangkan waktu sejenak untuk beristirahat untuk kembali berjalanan. Esensi dari koma adalah untuk menyelamatkan kita dari stagnasi. Koma adalah proses berhenti namun di dalamnya masih terdapat pola perjuangan, menjadi kesempatan berpikir yang penuh arti, sedangkan “Stagnasi” dapat dikatakan sebagai kemandekan yang memprihatinkan.

Kita perlu melakukan persiapan besar untuk mencapai apa yang namanya reinkarnasi kosmis. Meski ini adalah kegiatan batin, akan membawa kita pada perjalanan panjang yang lebih melelahkan ketimbang perjalanan badaniah. Melalui perjalanan ini kita akan menemui bagaimana proses kehidupan manusia berlangsung. Kita akan menemui permainan takdir yang seringkali membuat kita lemah, bosan, marah, sedih dan tentu saja bahagia. Hidup manusia adalah hidup yang beralur dalam setting yang berbeda. Waktu menjadi setting terbesar bagi kita. Pergantian jam merupakan pergantian setting (latar belakang) dan karenanya membawa pada putaran nasib yang berbeda.

Dunia kehidupan kita selayaknya labirin, dengan nasib manusia yang bagai kotak-kotakkan misterius dan kita hakekatnya melompat-lompat dari kotak satu ke kotak selanjutnya. Di kotak pertama mungkin di sana ada bunga Mawar, namun bisa juga di kotak kedua hanya ada duri yang selanjutnya di ruang berikutnya ada ruangan hampa. Kita bisa menemukan ini dalam “Diferensi” yang meggambarkan seorang tokoh berada dalam kotakan yang berbeda-beda.

“Diferensi” dapat kita pandang sebagai roda nasib manusia oleh karenanya kita harus memahami hakekat dari nasib itu sendiri. Mencapai reinkarnasi kosmis dengan demikian kita mencapai apa yang namanya sikap besar hati dan penuh dengan rasa terima kasih dalam menerima alur takdir. Susah atau senang, takdir itu muncul harus kita hadapi sebagai manusia besar dengan menganggap bahwa apa pun yang terjadi di hari demi hari adalah proses untuk membuat kita mencapai sesuatu yang besar sehingga kita tidak perlu bersedih hati dalam menghadapi setiap takdir.

Menerima takdir dengan rasa bahagia menjadi satu catatan untuk dapat mencapai reinkarnasi kosmis sebab dengan demikian, kita bisa mengendapkan apa pun untuk kita nikmati. Hidup menjadi tidak berat tapi perjalanan yang menyenangkan. Tidak ada rasa sakit atau kesedihan yang dapat menjatuhkan manusia yang telah mengalami apa yang namanya reinkarnasi kosmis. Kehidupan manusia seperti ini akan berjalan bahagia seperti apa pun yang Tuhan berikan untuknya.

Memahami alur nasib juga dapat menghantarkan kita untuk menahan dari menikmati kesenangan yang sementara. Ingat metamorfosisnya Kupu-kupu? Selama apa si ulat menanggung kesunyian dalam kesendiriannya yang panjang, selama apa si ulat menjauhkan diri dari menikmati hal-hal duniawi yang fana dan banyak sampai akhirnya lahir sebagai Kupu-kupu yang cantik. Jalan reinkarnasi kosmis bisa kita ibaratkan seperti perjalanan ulat untuk menjadi Kupu-kupu dan tentu saja itu bukan jalan yang mudah. Melalui jalan ini jugalah kita dapat memahami siapa kita, bagaimana dengan asal-muasalnya dan kemana arah perginya yang harus kita tempuhi dengan jalan yang seperti apa.

Pameran tunggal N Iksan Breykele dengan tema “Reinkarnasi Kosmis” ini memuat banyak sekali pemikiran-pemikiran filsafati bahkan lebih lagi menuju pada fase-fase sufistik. Memahami lukisan-lukisan yang dipamerkan akan membawa kita pada pengalaman-pengalaman dunia kehidupan yang menyegarkan dan sekaligus mencerahkan. Karena karya seni tidak sekedar memberikan hiburan namun juga pengajaran, semoga kita semua mendapatkan pengajaran itu dan menikmatinya. Untuk N Iksan Breykele, selamat berpameran dan untuk seluruh pengunjung selamat menikmati dunia kehidupan yang disajikan N Iksan Breykele.

Banjarnegara, 16 Oktober 2013

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun