Mohon tunggu...
M.D. Atmaja
M.D. Atmaja Mohon Tunggu... lainnya -

Teguh untuk terus menabur dan menuai. Petani.\r\n\r\neMail: md.atmaja@yahoo.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Noumenus (Babak 6)

11 Januari 2010   00:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:31 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Kenapa?"

Hartanto mengangkat bahunya kemudian merebahkan tubuh di atas tikar. Ia memejamkan mata, membuai angan-angannya dengan mimpi masa depan yang gilang-gemilang. Ah, angan-angan selalu saja membuai manusia sampai waktu jauh berlari dan kita tertinggal masih dalam angan-angan saja.

"Kemuning di mana?" tanya Nandar kembali.

"Kamu benar-benar sudah tertinggal satu bab cerita, Kemuning sudah wisuda setengah tahun yang lalu, bulan Maret."

"Terus?"

"Dia pulang ke Banjarnegara,"

"Nah, aku tahu kenapa kamu menjadi malas akhir-akhir ini." Nandar ingin mengatakan sesuatu namun segera diurungkan saat dia memperhatikan wajah Hartanto, dan mengurungkan niatnya.

"Apa?"

"Mungkin karena kamu merasa kehilangan Kemuning-mu. Dulu, sewaktu masih ada Kemuning di sampingmu, kamu terlihat sangat kuat dan tidak terpatahkan. Kamu pasti merindukannya, Har."

"Aku memang merindukannya,"

"Tenggoklah dia di Banjarnegara. Luangkan waktu untuk satu hari dua hari dan aku yakin sekembalinya kamu dari sana, akan kamu dapatkan kembali semangatmu yang dulu. Ternyata, semua ini baru aku sadari bahwa kamu tanpa Kemuning bukanlah apa-apa, bukan siapa-siapa."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun