Selesai menikmati keindahan Pantai Pandawa, kami beranjak menuju Pantai Padang – padang, kembali menikmati jalan irisan bukit yang kali ini menanjak. Kemudian saya mencari jalan yang menuju Uluwatu. Setelah bertanya – tanya dengan penduduk sekitar akhirnya saya jumpai Jalan Raya Uluwatu. Karena sudah masuk jam makan siang, saya hentikan terlebih dulu perjalanan ini disebuah warung muslim pinggir jalan.
Setelah kenyang kami lanjutkan lagi perjalanini, sebelum beranjak dari tempat makan tersebut saya tanya lagi arah menuju Jalan Uluwatu kepada si ibu yang punya warung katanya “ya ini jalanUluwatu, tinggal ikutin jalan ini kamu bakal ketemu Pantai Padang – padang”
Ketika sedang berjalan saya menemui simpang yaitu lurus dan belok ke kanan, nah di jalan yang lurus itu ada pos retribusi, bathin saya mengatakan Ah paling ini nih yang namanya Pantai Padang – padang. Saya membayar parkir sebesar 2 ribu. Lalu menaruh motor di tempat parkir yang telah disediakan. Lalu beranjak dari tempat parkir, lho ko pantainya berupa tebing? Oh ternyata saya keliru, yang saya kira ini adalah Pantai Padang – padang ternyata adalah Kawasan Pura Luhur Uluwatu.
Oh iya, retribusi masuk ke Pura Uluwatu ini untuk dewasa sebesar 10 ribu dan untuk anak – anak 5 ribu.
Sebelum masuk setiap wisatawan diwajibkan mengikatkan kain untuk diikatkan dipinggang berwarna kuning atau ungu yang diberikan kepada petugas, ketika saya tanya apa maksud dari mengikatkan kain ini, petugas menjawab bahwa Pura ini adalah tempat suci maksud dari mengikatkan kain ini artinya kita mengikat niat – niat jelek. Niat jelek? Niat saya foto – foto aja ko, hehehe.. namun dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung.
Oh iya, just for your info Pura ini berada di wilayah Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Badung. Pura ini berdiri megah di ketinggian 97 meter di atas permukaan laut berpijak pada anjungan batu karang terjal dan tinggi serta menjorok ke laut, di ujung barat daya pulau Bali
Bagi saya tidak masalah bagi agama apapun untuk mengunjungi pura ini, toh tidak mengganggu aqidah kan? Disini kan setiap wisatawan hanya menikmati indahnya keragaman Indonesia, menikmati pemandangan alam yang sangat indah di sekitaran pura salah satunya hantaman ombak yang menerjang tebing menghasilkan buih – buih yang sangat cantik dilihat dari atas tebing.
Nah, ini buat info bagi kompasiane semua kalo ke Pura Uluwatu baiknya pada saat sore hari, nanti kita akan disuguhkan pemandangan matahari terbenam di Samudera berserta siluet pura dipinggiran tebing dan juga pertunjukkan seni Tari Kecak Api, ya kami sendiri tidak mendapatkan hal yang menarik tersebut karena datang pada siang hari, tidak mengapa Pura ini tetap indah bagi kami.
[caption id="attachment_371638" align="aligncenter" width="560" caption="Adik di Pura Luhur Uluwatu"][/caption]
[caption id="attachment_371639" align="aligncenter" width="560" caption="Penulis di Pura Luhur Uluwatu"]
[caption id="attachment_371640" align="aligncenter" width="560" caption="Hantam ombak Samudera Hindia"]
[caption id="attachment_371641" align="aligncenter" width="420" caption="Pura di Pinggir Tebing"]
Temukan Indahnya Indonesia di http://www.indonesia.travel/wonderfulindonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H