Cerita ini berawal dari ajakan dari salah seorang teman penulis yang menginginkan menghabiskan waktu weekend-nya dengan kemping di salah satu gunung di wilayah Garut yaitu Gunung Papandayan.
So, pulang dari kantor setelah berkemas dengan barang perlengkapan standar pendakian gunung kami pun menuju Terminal Kampung Rambutan, dari sini kami naik bus menuju Garut dengan ongkos per orangnya Rp 42000
Kami tidak turun di Terminal Guntur tapi tepat di depan sebuah tempat karaoke Sigobing yang lokasinya sebelum lingkar tarogong. Dari situ kami dijemput oleh mobil pick up yang sudah dicharter sebelumnya dengan tarif Rp 300000 sampai ke Camp David.
Kami sempat berhenti terlebih dahulu di Pasar Samarang untuk berbelanja kebutuhan logistik yang dirasa masih kurang. Selain logistik kami juga membeli sebuah semangka untuk dimakan nantinya pada saat kami sampai di Papandayan.
Jam 05.30 sampailah kami di Camp David dimana saat itu suasananya masih sepi dari pengunjung. Saat itu hujan turun disertai dengan angin yang cukup kencang membuat tubuh terasa sangat kedinginan oleh karena itu kami masuk ke dalam warung yang terdapat di Camp David, biasanya warung – warung disana menyediakan tempat bagi pendaki yang ingin beristirahat, tidak usah bayar cukup dengan membeli makanan atau minuman hangat saja di warung tersebut.
Jam 08.45 hujan telah mereda, akhirnya kami memulai pendakian ini, dari Camp David berjalan sebentar sampailah kami di kawah Papandayan yang masih aktif itu dan menyemburkan asap dengan aroma belerang yang menyengat, kami pun sudah siap dengan masker untuk mengatasi hal tersebut.
Menuju Kawah
Setelah kawah nantinya kita akan dihadapi oleh simpang dimana ke kiri adalah jalur ke Pondok Salada melewati hutan mati (lebih cepat waktu tempuh cuma terjal) atau ke kanan melewati jalur resmi (lebih lama waktu tempuhnya tapi landai dan aman). Kami ambil ke jalur kanan, jalan landai kemudian turun melewati sungai kemudian jalan menanjak lagi, karena hujan kami harus hati – hati karena jalur menjadi licin.
Sampailah kami di Pos Gober Hut dimana rombongan pendaki harus melapor ke pos itu kepada petugas jaga sebelum memasuki Pondok Salada.
3 jam mendaki sampailah kami di Pondok Salada, tempat untuk mendirikan tenda di Papandayan dan memang harus disini karena dilarang mendirikan tenda di Tegal Alun. Kami bekerja sama mendirikan tenda sebanyak 4 buah dan sebuah bivak untuk tempat memasak.
Pagi harinya kami beranjak menuju Tegal Alun, suatu tempat dimana kita bisa melihat rimbunnya edelweiss, untuk sampai kesana kita harus melewati hutan mati kemudian tanjakan terjal yang disebut Tanjakan Mamang. Setidaknya dibutuhkan 1 jam perjalanan untuk sampai Tegal Alun dari Pondok Salada.
Ketika sampai di Tegal Alun kami memotong Semangka yang kami beli kemarin kami pun makan dengan lahap semangka yang berasa manis itu. Selain makan semangka kami juga sangat menikmati indahnya edelweiss yang saat itu bunga sedang bermekaran.
Setelah 1,5 jam bermain di Tegal Alun kami pun turun kembali ke Pondok Salada. Membuat makan siang lalu makan kemudian membereskan tenda dan perlengkapan lalu kami turun kembali ke Camp David.
Sungguh pendakian yang menyenangkan
Biaya untuk pendakian ini adalah sebagai berikut