"Alhamdulillah akhirnya bisa nyampai juga dengan selamat di Indonesia !", mungkin itulah yang terucap dari semua penumpang waktu kami bersandar di Pelabuhan Nunukan, setelah menempuh perjalanan yang cukup menegangkan dari Tawau,Sabah.
Sabtu,16 Juni 2012 pada jam 8.30 WITA saya dan teman carter speed ke Tawau dari Pelabuhan Sei Nyamuk,Sebatik. Setelah melewati pemeriksaan di laut akhirnya kami sandar di Tawau pada 9.00 WITA, namun sayangnya kantor imigrasi masih tutup padahal di tulis besar-besar jam kerja mulai 8.00. Setelah menunggu dan melewati petugas yang sangat tidak ramah kepada WNI, kami jalan mutar mutar Tawau sampai jam 15.00.
Kami memutuskan naik Kapal Samudra Indah jurusan Tawau-Nunukan seharga RM.65. Jadwal kapal jam 15.00 namun sampai jam 16.00 kapal belum juga berangkat. Tanpa AC dan kapal yg sudah sarat penumpang tetapi masih terus nambah penumpang dan barang sehingga sampai jalan antar kursi pun diduduki penumpang. Saya tidak bisa melihat kondisi barang di atas kapal karena muatan barang memang ada di atas.
Jam 16.15 tali ikatan di lepas, namun karena mungkin terlalu berat kapal agak miring ke kiri, pada saat mundur pun sempat nabrak kapal di samping sehingga tiang sandar patah.
Kapal berjalan miring dengan kecepatan 20 km/jam dan diperkirakan akan nyampai Nunukan 18.30. Di tengah jalan muncullah pertanda tidak bagus karena terlihat ada genangan air di Kamar Mandi yang akhirnya tercampur dengan bahan bakar.
6 km sebelum Pelabuhan Nunukan, yang di kuatirkan terjadi. Mesin kapal mati, saat itu Pukul 18.00. Hari mulai gelap dan parahnya lagi lampu kapal juga mati. Penumpang mulai panik dan kru kapal bukannya mencari bantuan dari Kapal lain tetapi terus menerus mencoba menyalakan mesin. Mesin sempat hidup tapi hanya bisa jalan 10 km/jam, namun 4 km sebelum pelabuhan mesin mati lagi.
Penumpang mulai habis kesabaran, ada penumpang yang memaksa kru untuk telpon bos kapal minta bantuan kapal lain. Saya sendiri juga sempat telpon Polres Nunukan dan sudah memberikan koordinat kami.
Pada jam 19.15 datanglah kapal bantuan tapi hanya ada kru kapal tanpa petugas berwajib. Kami minta kapal ditarik, tapi kru kapal minta penumpang pindah kapal yg celakanya di posisi yang miring.Karena kapal semakin miring, kru kapal minta agar evakuasi di stop. Akhirnya kapal di dorong pelan2 ke pelabuhan.
Untunglah meskipun sempat deg-degan akhirnya bisa selamat. Yang saya sesalkan kenapa kapal yang tidak memenuhi syarat bisa mendapatkan izin untuk beroperasi. Dan tidak ada petugas yang melakukan pengecekan peralatan dan kapasitas kapal.
Kapal ini adalah kapal antar negara dan merupakan cermin dari negara kita. Bagaimana kita tidak malu kalau dilihat oleh tetangga kita bahwa kapal kita sudah tidak layak dan memenuhi standar keselamatan.
Dan ternyata warga negara malaysia lebih suka menggunakan pesawat Tawau-Tarakan untuk masuk ke Indonesia.