[caption id="attachment_285301" align="aligncenter" width="673" caption="image: liputan6.com"][/caption]
Tak terasa bahwa pasangan Jokowi-Ahok yang mengusung jargon Jakarta Baru sudah satu tahun memimpin pembangunan Jakarta. Dalam rentang satu tahun ini, banyak sudah yang mereka perbuat tetapi lebih banyak yang mereka belum lakukan. Hal ini karena problem yang dimiliki dan harus ditangani di Jakarta banyak dan sangat kompleks.
Setahun menjalankan pemerintahan, Jokowi-Ahok senantiasa berusaha dan bekerja sekuat tenaga untuk memenuhi janji-janji yang mereka lontarkan saat berkampanye. Sejauh ini, arah dan track kinerja keduanya bergerak ke pendulum positif dalam arti program-program yang dijalankan oleh Jokowi-Ahok memberi dampak baik pada kota Jakarta dan dapat dirasakan oleh masyarakat.
Beberapa keberhasilan yang patut diacungi jempol adalah terlaksananya program KJS dan KJP, pembenahan pedagang kaki lima, pengembalian fungsi semua waduk diantaranya Pluit dan waduk Ria Rio atau pemberdayaan tradisi dan budaya rakyat melalui festival-festival yang digagas oleh Jokowi. Wajah Jakarta pun sudah tampak bersih dengan taman-taman indah yang tersebar dimana-mana dan lain-lain.
Tentu masih banyak hasil kerja Jokowi-Ahok yang belum memuaskan. Contoh yang paling aktual adalah kemacetan masih terus menghantui jalanan ibukota dan banjir juga masih menjadi momok penduduk kota ini.
Tetapi bila kita mau jujur, untuk mengatasi masalah yang kronis ini, Jokowi-Ahok pasti tidak bisa melakukannya sendiri; dibutuhkan peran serta aktif dari publik untuk mensukseskannya. Ambil contoh kemacetan lalu lintas, orang berteriak bahwa Jokowi-Ahok gagal dalam mengatasi problem ini. Tetapi pada saat yang sama orang-orang yang berteriak ini tidak peduli dengan kedisiplinan berlalu lintas. Kita bisa saksikan bagaimana di jalan orang begitu tak peduli dengan lampu lalu lintas, rambu-rambu lalu lintas dan sejenisnya. Mereka tidak sadar bahwa kesemerawutan lalu lintas tersebut penyebabnya adalah ketidakdisiplinan mereka.
Setali tiga uang dengan masalah banjir. Pemda DKI sudah berusaha sekuat tenaga untuk merevitalisasi aliran-aliran air termasuk drainase, sungai dan waduk di dalamnya. Tetapi masyarakat seperti tidak peduli bahwa penyebab banjir juga adalah karena ulah mereka yang menganeksasi aliran-aliran air tersebut untuk kepentingan bisnis dan hunian. Belum lagi budaya buang sampah sembarangan yang masih tinggi.
Membuat Jakarta menjadi sebuah kota aman, nyaman dan manusiawi untuk dihuni memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebuah ungkapan klise dan cenderung mencari excuse. Tetapi Jokowi-Ahok telah menunjukkan bahwa bagaimanapun sulitnya problem yang mereka hadapi dalam membangun Jakarta, semua bisa diatasi. Di tangan mereka, mimpi untuk melihat Jakarta lebih baik sangat bisa terwujud.
Meskipun masih banyak di antara kita yang tidak puas atau bahkan enggan memberi apresiasi terhadap apa yang dikerjakan oleh Jokowi-Ahok dalam satu tahun ini, yang pasti Jokowi-Ahok telah menjadi oase yang menyegarkan sekaligus menumbuhkan harapan masyarakat bahwa Indonesia masih memiliki pemimpin yang dapat diandalkan.
Jokowi-Ahok adalah inspirasi bagaimana seorang pemimpin seharusnya memimpin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H